BORNEONEWS, Sampit - Walau saat ini bukan memasuki bulan keganasan buaya, namun masih ada saja sejumlah ternak warga yang menjadi santapan buaya muara. Hal itu karena hewan predator tersebut bisa menyerang kapan saja dan kepada siapa saja.

"Dari data kami, buaya akan mengganas pada bulan Januari hingga Juni. Namun yang pastinya buaya bisa menyerang kapan saja. Tergantung kebutuhan makannya dan adanya kesempatan," ujar Komandan Pos Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Kamis (10/8/2017).

Hingga saat ini belum ada laporan bahwa ada warga yang diserang oleh hewan predator tersebut. Namun ada informasi bahwa di Desa Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, ada beberapa ternak warga yang hilang akibat di sambar buaya.

"Hewan dilindungi ini bisa kapan saja menyerang, kalau mereka sudah tidak memiliki makanan," katanya. Apalagi dalam beberapa waktu terakhir ini buaya Sampit yang dikenal tidak ganas sudah berani menyerang masayarakat yang beraktivitas di sekitar sungai.

Adanya hal itu tentu merupakan dampak dan sebab dari makanan mereka yang sudah mulai tidak ada di sungai. Penyebanya banyakanya hutan yang dulunya ditinggali hewan seperti babi, kera, dan bekantan sudah tidak ada lagi, sehingga makanan buaya tidak ada di daratan.

"Kebakaran lahan dan juga perubahan fungsi hutan menjadi faktor hewan beralih tempat, sehingga buaya yang teraancam juga pergi mencari makan ke sungai yang banyak dihuni masyarakat," katanya.

Oleh karena itu pihaknya dalam beberapa hari kedepan akan melakukan konservasi ke darrah yang sering terlihat menjadi tempat bagi buaya, seperti di Desa Ganefo, Pulau Hanaut, Jaya Karet, dan juga Pulau Lepeh. (MUHAMMAD HAMIM/B-6)