Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sintang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Petani Kudus Manfaatkan Blotong Limbah Pabrik Gula untuk Pupuk Organik

  • Oleh Nazir Amin
  • 14 Agustus 2017 - 08:46 WIB

BORNEONEWS, Kudus - Petani di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memanfaatkan blotong untuk pupuk organik. Mereka mengikuti sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos berbahan limbah organik, khususnya blotong limbah pabrik gula, yang diadakan oleh pihak Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus (UMK). 

Dalam rilis yang Borneonews terima Senin (14/8/2017), panitia Hendy Hendro menyebutkan, selain puluhan petani, acara itu juga diikuti para petinggi Fakultas Pertanian UMK. Di antaranya, Zed Nahdi (Dekan), Hendy Hendro (Wakil Dekan I), Suharijanto (Wakil Dekan II), Subur Sedjati (Wakil Dekan III). Juga ada dua dosen Fakultas Pertanian lain, Untung Sudjianto dan Veronica Kristiani MP.

Hadir pula Hadi Supriyo MS, ketua tim pengabdian masyarakat Iptek bagi Masyarakat [IbM] pembuatan kompos dari Blotong limbah pabrik gula Kepala Desa Wonosoco, Setiyo Budi dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Wonosoco merangkap Desa Berugenjang, Noor Hudha Akhmada.

Hadi Supriyo mengutarakan, saat ini lahan pertanian mengalami kemerosotan kesuburan tanah dan kekurangan unsur hara. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan pupuk kimia (anorganik) secara berlebihan. ''Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, bisa membunuh mikroba tanah pembuat humus, serta membuat tanah mengeras dan rusak,'' katanya.

Untuk itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan, yaitu mengganti penggunaan pupuk kimia (anorganik) dengan pupuk hayati (organik). ''Banyak limbah di sekitar kita yang bisa dijadikan pupuk organik (pupuk kompos), di antaranya blotong limbah pabrik gula, yakni dengan menyampurkan adukan Mikro Organisme Lokal (MOL) dengan blotong itu,'' jelasnya.

Sosialisasi dan pelatihan ini, terang Hadi Supriyo, merupakan kegiatan pengabdian masyarakat atas support oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Tujuannya, memberikan pelatihan praktis kepada petani dalam membuat kompos blotong. Kompos ini berfungsi untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia, memperbaiki kesuburan tanah dan struktur tanaha.

Zed Nahdi, salah satu narasumber, memaparkan, MOL berfungsi sebagai pengurai bahan-bahan organik, dan akhir-akhir ini banyak dipergunakan dalam budidaya pertanian. MOL juga lebih ramah lingkungan dan sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan.

''MOL memiliki beragam manfaat, antara lain untuk pengomposan (peningkatan kesuburan tanah), pestisida nabati, serta perangsang pembentukan bunga dan buah. Semua bahan pembuat MOL yang diperlukan, tersedia di sekitar petani. Petani bisa membuatnya dengan mudah, biayanya murah, dan bermanfaat untuk model pertanian berkelanjutan,'' tuturnya. (RO/HUMAS UMK/*/N).

Berita Terbaru