Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menilik Dampak Ekspansi Salim Ivomas di Bumi Borneo

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 21 Agustus 2017 - 13:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Produsen kelapa sawit, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), berencana membangun pabrik kelapa sawit baru untuk mendukung kegiatan perkebunan.

Pabrik yang bakal dibangun berada di Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan kapasitas produksi sebesar 40 ton hingga 45 ton per jam. Tahun ini, perusahaan belum merencanakan ekspansi melalui pembelian lahan baru.

Sama seperti anak usahanya, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), SIMP akan fokus mengembangkan lahan yang masih belum ditanami. Perseroan masih mempunyai landbank seluas 20.000 hektare yang masih belum ditanami.

Selain itu, perseroan akan membangun pabrik pengolahan kakao untuk anak usaha yang bekerja sama dengan Daito Cacao Co. Ltd. dalam waktu dekat. Nantinya, hasil produksi dari pabrik tersebut akan digunakan untuk menyuplai industri makanan domestik.

Hasil produksi pabrik ini rencananya akan diperuntukkan bagi industri makanan, terutama industri biskuit, confectionary, dan industri rumahan.

Perusahaan tidak berniat menjual hasil produksi anak usaha mereka ke konsumen. Meskipun memiliki lahan kakao seluas 2.000 hektare, kualitas kakao SIMP belum memenuhi standar yang diinginkan perusahaan.

Saat ini, perseroan berencana menanam ulang kakao agar bisa memenuhi kualitas yang diinginkan. Diharapkan, perseroan bisa menghasilkan kakao yang sesuai standar yang diinginkan ketika pabrik mulai beroperasi secara komersial pada 2019 mendatang.

Adapun perusahaan memperkirakan dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik untuk PT Indoagri Daitocacao tersebut adalah US$60 juta. Saat ini SIMP sedang melakukan negosiasi harga dengan vendor untuk pembangunan pabrik ini.

Sedangkan analis Paramitra Alfa Sekuritas, Kevin Juido, mengatakan di Jakarta awal pekan ini bahwa prospek sektor perkebunan Grup Salim masih menarik.

"Sektor perkebunan akan ikut tumbuh, mengikuti sektor tambang dan keuangan yang sebelumnya sudah bangkit," katanya.

Kevin merekomendasikan 'buy' untuk LSIP dengan target Rp1.700. (NEDELYA RAMADAN/m)

Berita Terbaru