BORNEONEWS, Sampit - Tantangan dari Bupati Kotim untuk pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotim mundur dari jabatannya jika olahraga tidak meraih prestasi, ditanggapi positif DPRD Kotawaringin Timur.

Anggota Komisi III DPRD Kotim, Nono mengatakan, selama beberapa tahun terakhir dunia olahraga Kotim cenderung merosot. Ada beberapa faktor penyebabnya, salah satunya akibat banyak pemuda terpengaruh zenith.

Persoalannya dianggap bukan hanya kepada kemampuan pengurus tetapi juga karena adanya pengaruh obat-obat terlarang kepada para atlet.

"Apalagi sekarang trend sekali istilah zenith yang menghancurkan prestasi Kotim, bukan hanya semata soal minim anggaran dan kesalahan pengurus KONI, namun juga maraknya peredaran zenith," kata Nono, Senin (21/8/2017).

Menurutnya, apabila memang anggaran itu ada jaminan dari eksekutif mampu meraih prestasi maka pihaknya tentu akan mendukung dan menyetujui. Namun, apabila tidak ada jaminan untuk berprestasi maka pihaknya akan mempertimbangkannya.

Nono mengatakan, KONI harus berbenah diri, semua olahraga harus digerakan karena banyak potensi-potensi muda berbakat yang kurang terbina di daerah ini,

"Ini saya rasa bukan hanya urusan KONI saja tetapi juga urusan pihak terkait termasuk Dinas Pemuda dan Olahraga,' imbuhnya.

Selain itu dia juga menyebutkan, persoalan lain yang dihadapi KONI ternyata sangat kompleks salah satunya adalah anggaran. Beberapa waktu lalu dia sempat mendengarkan keluhan minim anggaran, jika itu faktor penghambat tentunya kesalahan dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) eksekutif. Sebab kebijakan pemberian anggaran ada di eksekutif, yang mana selalu memberikan pagu anggaran indikatif sangat kecil. (NACO/B-11)