Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Konawe Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tak Tahan Dianiaya Korban KDRT Terlantar di Pondok Pak RT

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 28 Agustus 2017 - 18:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Tak tahan kerap menerima siksaan dari suaminya, Maysunah, ibu rumah tangga berusia 42 tahun kabur bersama cucunya ONS (12) ke sebuah pondok bermaterial papan di perkebunan sawit milik pak Tari, Ketua RT 10 Sidorejo.

Ia mengaku kabur dari rumah sejak sembilan hari lalu, dalam perjalanan waktu itu ia berpindah-pindah tempat mencari naungan saat malam hari mulai dari emperan pasar hingga emperan gedung olahraga milik perusahaan multinasional di Pangkalan Bun.

Maysunah mengungkapkan, setelah berpindah-pindah tempat ia memilih pondok milik pak RT dilingkungannya supaya diketahui dan memperoleh pertolongan dari pak RT Tari. "Saya sengaja biar pak RT tahu keberadaannya dan memberikan pertolongannya," ujar Maysunah dihadapan Lurah Sidorejo dan staf Dinaa Sosial, Senin (28/8/2017).

Kepada Borneonews, Ketua RT 10, M Tari mengatakan saat ia mengetahui bahwa ada warganya yang terlantar di pondok kebun sawitnya, ia segera melaporkan hal itu kepada Sertu Heri Asdar yang dulunya merupakan Babinsa di Kelurahan Sidorejo. Meski sudah tidak menjabat lagi sebagai Babinsa setempat Heri segera berkoordinasi dengan anggota Kodim 1014/PBN yang merupakan Babinsa Sidorejo, Serma Marsono yang saat itu turut dalam proses mengevakuasi Maysunah dan cucunya. "Saat itu kondisi Maysunah sangat lemah dan mulai sakit-sakitan," ungkap Marsono.

Kepada awak media, Maysunah menceritakan kepergian ia dari rumah akibat sikap dan perlakuan kasar suaminya. Menurutnya, saat itu Sabtu (19/8/2017) sepulang dari berjualan pecal saat keramaian Karnaval Peringatan Kemerdekaan RI ke-72 ia tidak bisa masuk ke rumah karena dikunci suaminya. Karena rumah dalam keadaan terkunci ia berusaha membuka kunci tersebut dibantu sang cucu. Namun ia justru mendapat caci maki dari suaminya dan dikatai pelacur tidak selesai hingga di situ, bahan masakannya juga dibuang dan diinjak-injak oleh suaminya.

"Perlakuan kasar dari suami sudah saya rasakan selama 15 tahun ini, saya kerap dipukul bahkan saya pernah ditusuk pisau di paha kiri saya ini bekas lukanya masih ada dan 4 tahun lalu pernah saya laporkan ke polisi, saat ini cucu yang ikut saya juga tidak bisa bersekolah," ujar Maysunah yang merupakan istri kedua Suwarno.

Untuk itu Maysunah meminta bantuan untuk bisa dipulangkan ke kampung halamannya di Madura karena ia sudah tidak tahan hidup dengan suaminya yang merupakan pecandu alkohol, ia juga mengungkapkan bahwa suaminya selama ini tidak bekerja dan selalu minta dilayani.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Borneonews, perlakuan kasar Suwarno bukan hanya kepada Maysunah tetapi juga kepada istri pertamanya yang saat ini juga tinggal serumah dengan Maysunah. (KOKO SULISTYO/B-8)


TAGS:

Berita Terbaru