Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Barru Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Hampir Semua Komoditas Ekspor Kalteng Turun Harga Selama Agustus

  • Oleh Testi Priscilla
  • 07 September 2017 - 19:02 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Pada Agustus 2017, hampir seluruh komoditas ekspor utama Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan harga di pasar global. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Tengah Wuryanto, faktor penyebabnya ialah kondisi geopolitik dan penurunan kinerja negara mitra dagang.

"Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga komoditas batu bara dan crude palm oil (CPO) tercatat mengalami penurunan masing-masing sebesar -1,65% dan -2,14% bila dibandingkan dengan posisi pada Juli 2017. Saat ini harga komoditas batu bara dan CPO di pasar global berkisar di angka US$52,63 per metrik ton dan US$610.74 per metrik ton," ungkap Wuryanto, Kamis (7/9/2017).

Karet, lanjut Wuryanto, menjadi satu-satunya komoditas ekspor utama Kalteng yang mengalami perbaikan harga. Wacana bergabungnya Vietnam ke International Tripartite Rubber Council (ITRC) 1 menjadi stimulus pendorong peningkatan harga komoditas ini di pasar global.

"Saat ini harga karet di pasar global sebesar US$1,96 per kg atau meningkat sebesar 2,5% jika dibandingkan dengan harga pada Juli 2017," sebutnya.

Perlambatan ekonomi Kalteng, sambung lelaki yang akrab disapa Wur ini, terindikasi dari hasil survei konsumen (SK) Bank Indonesia. Hasil survei menunjukan bahwa level optimisme konsumen yang terindikasi dari indeks kondisi ekonomi (IKE) mengalami penurunan pada Agustus 2017. IKE pada Agustus tercatat 112,50 atau menurun dari posisi pada bulan sebelumnya yang mencapai 118,83.

"Konsumen Kalteng merasakan adanya penurunan level kondisi usaha, lapangan kerja, dan penghasilan pada Agustus 2017. Kondisi perlambatan yang terjadi pada akhirnya juga turut menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang tercermin dari angka konsumsi barang tahan lama konsumen Kalteng yang juga menurun," tandasnya.

Wur juga mengatakan bahwa perlambatan ekonomi tercermin pula dari penurunan indikator sistem pembayaran non tunai di Kalimantan Tengah. Volume kliring Kalteng pada Agustus 2017 baik secara nominal maupun warkat mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya.

Volume pertumbuhan nominal dan warkat kliring Kalteng pada Agustus 2017 sebesar 6,26% (mtm) dan 6,10% (mtm) atau melambat ketimbang pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 27,98% (mtm) dan 23,76% (mtm). (TESTI PRISCILLA/B-3)


TAGS:

Berita Terbaru