BORNEONEWS, Sampit - Guna menumbuhkan sektor ekonomi masyarakat melalui potensi daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengarah pada pemberdayaan petani rotan.

Ketua Kadin Kotim, Susilo mengakui saat ini Kadin sedang dalam proses untuk membuat kebijakan ekspor rotan dalam bentuk barang jadi.

"Ke depannya Kadin akan menerbitkan ceo ekspor saat ini sudah dalam proses," ungkapnya, Selasa (12/9/2017).

Susilo menyayangkan terjadinya ekspor ilegal rotan yang berasal dari Kotim baru-baru ini, hal yang perlu dipertanyakan terhadap pengawasan yang ada di laut dari instasi terkait.

"Kenapa sampai bisa lolos ini perlu dipertanyakan," katanya. Menurutnya, tim investasi dari Kadin Jawa Bar at sudah berencana untuk datang ke Kota Sampit guna menjalin kerjasama dalam hal industri rotan.

"Investor masuk ke Kotim untuk membuat semua produk kerajinan rotah atau bahkan home industri, Itu nanti kita cari solusinya atau kita datangkan pekerja untuk membina masyarakat lokal," katanya.

Dia menambahkan, Kalimantan Tengah khususnya Kotim merupakan salah satu penghasil rotan yang perlu diberdayakan, sehingga tidak lagi dimanfaatkan oleh tengkulak yang membeli dengan harga murah dan menjual kembali dengan harga berkali lipat.

Menurutnya, Peraturan Pemerintah membatasi ekspor rotan yakni untuk menghindari yang tidak diinginkan seperti hal nya tengkulak, sehingga bisa memberdayakan petani rotan lokal.

Sementara, lanjutnya Kotim memiliki Pabrik dan gudang rotan yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan."Yang berada di Desa Cempaka itu milik Pemda, kita akan coba bicarakan dengan Bupati, yang pasti kita sudah mengarah ke sana dengan menjalin investor dari Kadin Jawa Barat," tegasnya. (NOOR ANISA/B-6