Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Paser Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: CPO Bakal Tertekan, Uji Level Support 2.785

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 19 September 2017 - 16:36 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Memasuki perdagangan awal pekan ini, harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan mengalami tekanan oleh beberapa faktor, terutama kondisi di Malaysia.

Harga CPO dibuka lebih rendah di level 2.827 ringgit per ton pada awal perdagangan Senin ini (18/9/2017), seiring pasar yang mempertimbangkan kenaikan pajak ekspor di bulan Oktober serta menguatnya mata uang ringgit, kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta.

Sementara itu, seorang pelaku pasar berjangka di Kuala Lumpur mengatakan bahwa harga minyak sawit melemah karena pasar mempertimbangkan kenaikan pajak ekspor untuk bulan Oktober dari 5,5% menjadi 6%.

Ia juga menyebutkan bahwa pasar mendapatkan sentimen negatif karena pajak ekspor minyak sawit yang lebih tinggi akan berdampak terhadap permintaan, terutama dari Tiongkok, karena mereka sedang mengisi kembali cadangannya menjelang musim dingin.

Untuk pergerakan ringgit hingga Senin pukul 10:42 WIB berada di level 4,1830 per dolar AS, menguat sekitar 0,12%. Ringgit yang menguat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya.

Menurut Faisyal, level support terdekat terlihat di area 2.800, dan bila menembus ke bawah dari area tersebut dapat mendorong harga untuk lebih rendah menguji ke area 2.785.

"Sedangkan untuk sisi atasnya, area 2.835 menjadi level resisten terdekat, menembus ke atas dari area tersebut seharusnya dapat memicu pergerakan harga lebih tinggi menargetkan ke level 2.860," ucapnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru