Aplikasi Pilkada Serentak

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pupuk Mulai Langka, Petani Terpaksa Beli ke Kabupaten Tetangga

  • 20 September 2017 - 13:00 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kapuas ' Pupuk di Kabupaten Kapuas mulai langka. Petani mulai kesulitan mendapatkan pupuk untuk untuk bercocok tanam.

Wayan Sinda (43), petani di Desa Sidorejo, Kecamatan Tamban Catur Kabupaten Kapuas, mengatakan, pupuk jenis SP-36 sangatlah langka, terlebih kalau sudah memasuki masa tanam.

Padahal, jika padi yang ditanam kurang pupuk bisa berakibat hasil produksi yang menurun, seperti yang terjadi empat tahun terahir ini. Untuk mempertahankan hasil produksi padi, mereka terpaksa mengeluarkan kocek lebih dengan membeli pupuk ke wilayah lain. "Ya mau apa lagi, daripada kami capek-capek menanam padi, hasilnya tak memuaskan, terpaksa kami membeli pupuk dari para tengkulak yang ada di Kabupaten Tetangga Batola (Kalsel)," terang Wayan, Rabu (20/9/2017).

Lantaran membeli ke tengkulak, harga pupuk yang seharusnya Rp120 ribu, bisa sampai Rp200 ribu per karung.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas Anjono Bhakti melalui Kabid Sarana Prasarananya, Yaya, menerangkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan provinsi, terkait dengan kurangnya kesediaan pupuk yang ada di Kabupaten Kapuas.

Dirinya tak menampik adanya keluhan dari para petani. Menurutnya, kelangkaan pupuk terjadi karena alokasi pupuk yang direalisasikan ke Kapuas hanya sekitar 37% sampai dengan 65% saja.

Padahal para Gapoktan sudah menyampaikan RDKK yang disampaikan oleh para Gapoktan sudah sepenuhnya mereka sampaikan atau diajukan untuk direalisasi, namun kenyataan hanya separo saja.

Misalnya untuk permintaan pupuk jenis urea sebagaimana RDKK Gapoktan yakni sebesar 8.185.080 kg, hanya realisasinya 5.320.000 kg saja, SP36 dari 3.982.393 kg, yang sampai hanya 1.498.000 kg , NPK dari 4.526.929 kg realisasinya hanya 2.085.000 kg dan yang terakhir pupuk jenis Organik dari 720.535 kg realisasinya hanya 350.000 kg.

"Kami akui untuk distribusi pupuk yang diperlukan para petani di Kapuas itu hampir semuanya belum memenuhi, padahal kami juga sudah berupaya untuk melakukan pemenuhanya. Namun semua ada di provinsi, kita yang di kabupaten mau apa, sebab untuk pemesanan harus melalui jalur prosedur yang ada, tidak bisa asal pesan," akuinya. (DJIMMY NAPOLEON/B-2)


TAGS:

Berita Terbaru