Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Grobongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dubes Dua Negara Ikut Launching Aksi Restorasi Gambut di Pulang Pisau

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 22 September 2017 - 16:50 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Duta besar (Dubes) dari dua negara diundang hadir dalam acara peluncuran (launching) 'Aksi Kerja Bersama Restorasi Gambut' di Desa Tanjung Taruna, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), Jumat (22/9/2017) siang. Namun yang hadir hanya Dubes Kerajaan Norwegia. Sedangkan Dubes dari Kerajaan Inggris, Moazzam Malik batal hadir dan hanya diwakilkan Ida Suryani, Program Manajer Kedubes Inggris di Indonesia.

Launching tersebut merupakan kegiatan Badan Restorasi Gambut (BRG) yang memang didukung dua negara tersebut plus sejumlah Non Government Organization (NGO) atau LSM asing, antara lain USAID, UNDP. ICCTF, dan Kemitraan. Ribuan warga setempat dilibatkan, yang merupakan komunitas-komunitas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) utamanya di lahan gambut.

Beberapa elemen yang hadir antara lain Masyarakat Peduli Api (MPA) Masyarakat Peduli Tabat, dan Masyarakat Peduli Madu. Sementara dari pemerintah pusat antara lain Kepala BRG Nazir Fuad beserta Deputi 2 BRG Alue Dohong dan Deputi 4 Mirna Safitri, Direktur Lingkungan pada Bappenas, Medril, dan Kepala Staf Kepresidenan. Dari unsur legislatif hadir Anggota Komisi IV DPR RI, Hamdhani. Sedangkan dari Kalteng, hadir Gubernur Sugianto Sabran dan empat bupati yang memiliki kawasan gambut cukup luas. "Fokus kerajaan Norwegia adalah perubahan iklim dan kehutanan. Walaupun Karhutla terjadi di Kalteng, tetapi secara iklim tetap berpengaruh sampai negara kami," ujar Dubes Kerajaan Norwegia, Vegard Kaals.

Kepala BRG Nazir Foead mengatakan, Gambut di Indonesia cukup luas dan keempat terluas di dunia. namun karakternya yang merupakan gambut tropis menjadi perhatian bagi peneliti-peneliti dunia seperti Jepang. Meskipun di Jepang sendiri penelitian sudah dilakukan berpuluh tahun lebih dulu, namun mereka tertarik ke Gambut Indonesia. "Banyak negara lain yang belajar pengelolaan gambut tropis di Indonesia. Ini wajar, karena kita negara yangluas dan puluhan tahun telah bicara gambut," katanya. (ROZIQIN/B-8)

Berita Terbaru