BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ekspor minyak sawit nasional sepanjang tahun ini bisa menembus US$21,50 miliar, atau naik 27,82% dari realisasi tahun lalu sebesar US$16,82 miliar.

"Peningkatan harga pada semester II tahun ini menjadi pendorong membaiknya kinerja ekspor minyak sawit tahun ini," kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (Paspi), Tungkot Sipayung, di Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Semester I tahun ini, rata-rata harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hanya US$667 per ton. Namun, pada semester II tahun ini, harga berpotensi menguat di atas US$700 per ton.

"Ekspor minyak sawit nasional baik volume maupun nilai akan menguat pada semester II tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada semester II tahun ini, akan bertambah menjadi 15 juta ton, sehingga total ekspor sepanjang tahun ini menjadi 31,50 juta ton dan nilai ekspor sepanjang tahun ini bisa US$21,50 miliar," papar Tungkot.

Berdasarkan data Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor minyak sawit nasional pada semester I tahun ini mencapai volume 16,15 juta ton dan nilainya US$10,63 miliar.

Angka tersebut masing-masing naik 23,34% dan 47,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,09 juta ton dan US$7,22 miliar. Sementara itu, total realisasi ekspor minyak sawit sepanjang Januari hingga Desember 2016 mencapai 28,49 juta ton, senilai US$16,82 miliar. (NEDELYA RAMADHANI/m)