Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Dumai Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

TPID: September Tadi Deflasi Dangkal

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 04 Oktober 2017 - 07:06 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah (Kalteng) menilai, keadaan ekonomi di Kalteng pada September 2017 tadi mengalami inflasi minus atau deflasi, namun deflasi ini termasuk cukup dangkal bila dibandingkan bulan sebelumnya.

'Provins Kalteng alami inflasi minus pada September 2017 yaitu -0,26 persen dengan tingkat inflasi tahunan 3,81 persen (tahun ke tahun/yoy). Ini lebih dangkal bila dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi -0,32 persen,' ungkap Wakil Ketua TPID Kalteng Setian, Selasa (3/10/2017) kemarin.

Komoditas Inflasi, lanjut Setian yang juga Deputi Meonter Bank Indonesia Kalteng ini, dipicu oleh komoditas daging ayam dan bawang merah. Daging ayam mengalami penurunan harga dn boleh dibilang anjlok sekali dibanding harga normal rata-rata.

'Kedua penyebab utama ini merupakan komoditas dari Volatile foods, atau bahan makanan. Ini disebabkan tidak adanya lonjakan permintaan yang tinggi atas komoditas tersebut dibanding bulan biasanya,' kata Setian.

Untuk inflasi ke depan, ia memperkirakan terdapat beberapa hal yang menyebabkan inflasi, yaitu anomali curah hujan, koreksi atas harga komoditas dasar, serta gelombang laut yang dapat mengganggu jalur distribusi.

Selain daging ayam ras dan bawang merah, komoditas inflasi di Kota Palangka Raya adalah harga anggur yang turun, telur ayam ras juga turun, juga bawang putih yang turun. Meskipun terjadi deflasi, bukan berarti tidak ada komoditas yang tidak naik harga dan memicu inflasi.

Buktinya, garam menjadi andil tertinggi naik harga (inflasi) disusul ikan layang, emas perhiasan dam ikan gabus. Sedangkan di Kata Sampit, andil inflasi dipicu naiknya harga angkutan udara dan jerus serta ikan gabus. Sedangkan penurunan harga (Deflasi) terjadi pada komoditas daging ayam ras, bawang merah, bawang putih dan cabai rawit.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng merilis, Kota Palangka Raya dan Sampit mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,24 persen dan 0,28 persen. Kedua kota tersebut menempati peringkat ke-67 dan ke-70 inflasi tertinggi di tingkat nasional.

Provinsi Kalimantan Tengah (Gabungan Kota Palangka Raya dan Kota Sampit) terjadi deflasi sebesar 0,26 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 2,58 persen dan laju inflasi tahun ke tahun sebesar 3,81 persen. (ROZIQIN/B-5)

Berita Terbaru