Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kediri Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Yayasan SMP IT Al Huda Ragu Izinkan Siswanya Bisa Ikuti Pentas PAI Tingkat Nasional

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 05 Oktober 2017 - 20:06 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ketua Yayasan SMP IT Al Huda, Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), Kabupaten Kotawaringin Barat, merasa ragu mengizinkan anak asuhnya, Safril Agus Ardiansyah mewakili Kalteng dalam ajang Pekan Keterampilan Seni dan Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) ke VIII tahun 2017 cabang Kaligrafi di Aceh 9-14 Oktober 2017.

Hal ini lantaran adanya kekecewaan ketua yayasan Alhuda akibat ketidaktransparanan dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terhadap uang saku saat mengikuti Pentas PAI Kemenag tingkat Provinsi Kalimantan Tengah. Dalam perlombaan itu, Safril berhasil merebut juara 1 untuk cabang Kaligrafi.

Selain persoalan itu, pada ajang Pentas PAI di Aceh, Kemenag tidak menunjuk pihak Yayasan IT Alhuda sebagai pendamping. Dan untuk berangkat sendiri mendampingi anak asuhnya pihak yayasan tidak memiliki dana. "Saat itu anak didik kami disuruh tanda tangan dan dalam keterangan tanda tangan untuj uang saku, tetapi uang tersebut tidak diterima oleh anak didik kami dan kami sangat menyayangkan hal itu," ungkap Ketua Yayasan Ponpes SMP IT Alhuda, Gusti Samudra kepada Borneonews, Kamis (5/10/2017).

Ia menambahkan, yang membuat miris pendamping yang ditunjuk untuk mendampingi anak didik mereka yang mewakili Kalteng di Provinsi Aceh justru dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Hal itu menunjukkan bahwa Kemenag tidak menghargai guru yang selama ini sudah melakukan pembinaan dan pendampingan dari tingkat Kecamatan, Kabupaten hingga merebut juara 1 untuk cabang Kaligrafi.

"Untuk peserta dan pendamping yang ditunjuk pada intinya dibiayai tapi tidak untuk yang mendampingi dari pihak yayasan, tapi ini kan masalah bagaimana memahami karakter karena binaan kami seharusnya pendamping adalah dari yayasan," imbuhnya.

Berdasarkan pengalaman saat mengikuti Pentas Seni tingkat Kabupaten pihak yayasan Ponpes SMP IT Alhuda merasa trauma melepas anak didiknya tanpa pemdamping dari yayasan. " Intinya kita ingin pendamping dari yayasan ikut ke Aceh tetapi kita terkendala biaya rencananya hari ini saya menghadap ketua DPRD," ujarnya. (KOKO SULISTYO/B-8)

Berita Terbaru