Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kab. Kotabaru Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tingkatkan Partisipasi Pemuda dalam Kegiatan Keagamaan, Kemenpora Usung Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci

  • Oleh Noor Annisa
  • 08 Oktober 2017 - 19:20 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Dalam rangka mendukung program pada rangkaian acara Kirab Pemuda 2017 yang tengah digelorakan Kemenpora saat ini di 34 titik kabupaten/kota di seluruh Indonesia, salah satunya di Sampit ibu kota Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), didigelar Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS).

Salah satu perwakilan Kemenpora yang hadir mendampingi peserta Kirab Pemuda Nasional 2017 di Sampit, Yossi Ahmad Fallah mengatakan, Kemenpora mengusung kegiatan dengan tujuan memupuk kebhinekaan di kalangan pemuda tanpa memandang suku, ras, dan agama yang berbeda.

GPMKS mengemban tanggung jawab besar menyatukan pemuda yang berasal dari enam agama di Indonesia untuk membacakan masing-masing kitab suci dalam satu tempat dan waktu yang sama.

"Kegiatan ini adalah langkah awal Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam kegiatan keagamaan masing-masing. Di saat bersamaan ada moment Kirab Pemuda 2017 di mana para pemuda dari 34 provinsi dengan latar belakang keyakinan agama yang berbeda-beda tengah berkumpul menyuarakan semangat berani bersatu di tengah kebhinekaan. Ini menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan semangat saling menghormati di tengah perbedaan keyakinan yang ada," ungkapnya, Minggu (8/10/2017).

Dia juga menyebutkan bahwa keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah suatu keistimewaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dengan baik. "Keberagaman adalah takdir terbaik yang Tuhan pilihkan bagi bangsa Indonesia, maka perlu mendapatkan perhatian lebih untuk menjadikan perbedaan tersebut sebagai potensi bukan sebagai ancaman, agar kita bisa hidup rukun, harmonis dan berdampingan," ujarnya.

Sementara itu, Melalui GPMKS, sisi harmonis ditanamkan kepada para pemuda agar senantiasa menghormati dan memahami ajaran agama masing-masing. Sebab menurut data BPS tahun 2009-2015 tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan tiap tahun makin menurun, yakni dari 67,18% pada tahun 2009 ke angka 51,72% di tahun 2015. Data tersebut menjadi landasan utama kegiatan GPMKS ini diadakan.

Menurutnya, kegiatan juga didukung oleh asisten deputi yang menangani peningkatan iman dan takwa pemuda, karena merasa sedih atas data yang dikeluarkan BPS tersebut, tetapi sekaligus menjadi pendorong pemerintah untuk turut andil untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan.


Diharapkan ke depan kegiatan GPMKS dapat dilaksanakan oleh kementerian/lembaga terkait, Pemda, organisasi keagamaan/kepemudaan seluruh lapisan masyarakat hingga lingkungan keluarga, karena masa depan bangsa ini antara lain ditentukan oleh kesadaran kolektif, termasuk pemuda, terhadap penguatan keyakinan agama masing-masing dalam bingkai NKRI yang senantiasa dijiwai dengan nilai-nilai relijius.

"Salah satunya meningkatkan partisipasi pemuda dalam bidang minat baca kitab suci. Diharapkan juga para pemuda terinspirasi dengan kegiatan yang positif dari kirab pemuda Nasional untuk lebih merekatkan keberagaman Indonesia," tandasnya. (NOOR ANNISA/B-5)

Berita Terbaru