Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Binjai   Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kedelai dan Minyak Mentah Potensi Angkat Harga CPO

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 09 Oktober 2017 - 15:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) berpeluang kembali naik pada perdagangan Senin (9/10/2017) setelah dibuka menguat di level 2.744 ringgit per ton.

Kenaikan harga CPO itu terjadi di tengah sentimen kenaikan harga minyak mentah dan harga kedelai. Namun, kenaikan harga CPO berpotensi terbatas jika mata uang ringgit menguat, kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Senin.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan Senin ke level $49,50, sekaligus menghentikan penurunan sebesar 2% dari perdagangan Jumat (6/10/2017).

"Kenaikan harga minyak mentah berkat adanya ekspektasi bahwa Arab Saudi akan melanjutkan langkah untuk membatasi output dalam upaya mendukung kenaikan harga. Selain itu, yang menjadi pemacu kenaikan harga minyak WTI adalah jumlah pengeboran rig untuk minyak baru di Amerika Serikat yang turun," ucap Faisyal.

Sementara itu, harga kontrak minyak kedelai AS pada awal pekan ini naik untuk empat sesi beruntun karena adanya kekhawatiran terhadap cuaca kering di Amerika Selatan yang memicu harga minyak kedelai ke level tertinggi dua pekan.

Dari sisi pergerakan ringgit, terpantau pada pukul 10:21 WIB menguat sekitar 0,14% di level 4.2300. Ringgit yang menguat akan membuat harga CPO menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.

"Untuk sisi teknikalnya, level resisten terdekat terlihat di area 2.765, dan bila menembus ke atas dari zona tersebut dapat memicu kenaikan lebih lanjut menguji ke 2.790," imbuhnya.

Sedangkan untuk sisi bawahnya, area 2.700 menjadi level support terdekat, dan bila break di bawah area tersebut seharusnya akan memicu pelemahan lebih lanjut menargetkan ke area 2.675. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru