Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sidoarjo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga CPO Dibayangi Serangkaian Sentimen Negatif

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 11 Oktober 2017 - 15:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pergerakan harga minyak sawit mentah (CPO) berpeluang melemah pada Rabu (11/10/2017) setelah dibuka lebih rendah di level 2.692 ringgit per ton.

"Pelemahan itu dipicu oleh sentimen penguatan ringgit, penurunan harga minyak kedelai serta laporan MPOB yang pesimistis," kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Rabu.

Pada perdagangan Selasa, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun sebesar 1,5% untuk ditutup di level 2.694 ringgit per ton, dan itu adalah penurunan tertajam dalam hampir dua pekan.

Malaysian Palm Oil Board (MPOB) melaporkan level cadangan minyak sawit hingga September naik 4% dari bulan sebelumnya menjadi 2,02 juta ton. Untuk output sendiri turun 1,7% menjadi 1,78 juta ton, dan untuk ekspor naik 1,8% menjadi 1,52 juta ton.

Untuk nilai kontrak minyak kedelai periode Januari di China Dalian Commodity Exchange turun 0,9%, sedangkan nilai kontrak minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,5%.

Untuk pergerakan ringgit hingga pukul 11:04 WIB terpantau berada di level 4,2140 per dolar AS, menguat sekitar 0,1%. Ringgit yang menguat akan membuat harga CPO menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.

"Dari sisi teknikal, level 2.685 adalah level support terdekat, dan jika menembus ke bawah dari area tersebut dapat memicu penurunan lebih lanjut untuk menguji ke level 2.650," imbuh Faisyal.

Sementara untuk sisi atasnya, menurut dia, level resisten terdekat terlihat di area 2.720, dan bila menembus ke atas dari zona tersebut seharusnya dapat mendorong harga untuk bergerak lebih tinggi lagi menuju ke 2.750. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru