Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Halmahera Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sikapi Hoax Dengan Bijak

  • Oleh Penulis Opini
  • 12 Oktober 2017 - 21:20 WIB

BORNEONEWS - Saat ini, saya merasa bahwa sudah banyak sekali berita hoax yang dibagikan melalui media sosial. Bahkan sepertinya akan lebih mudah untuk mendapatkan berita hoax daripada fakta.

Berita hoax menjadi lebih menarik dibaca karena sifatnya yang kontroversial. Namun, fakta yang terkandung dalam berita hoax adalah fakta yang dibuat-buat.

Maraknya peredaran hoax di media sosial sangat saya rasakan saat kondisi pilkada 2017 yang semakin memanas. Tidak main-main, Hoax yang beredar tersebut merupakan berita bohong ataupun fitnah yang tujuannya saling menjatuhkan satu sama lain dan terus terjadi hingga menjadi perdebatan yang tidak ada akhirnya.

Pandangan masyarakat pun dibuat kabur dalam menilai mana yang benar dan mana yang salah.

Kekuatan berita hoax sebenarnya tergantung dari pembacanya sendiri. Terkadang seseorang membagikan berita hoax karena melihat judulnya yang kontroversial tanpa membaca isinya terlebih dahulu.

Akhirnya, berita hoax tersebut berhasil menjadi trending topic karena dibahas di berbagai daerah meskipun kebenarannya masih diragukan.

Oleh karena itu, perlu ketahanan informasi dari setiap individu dalam menerima berita-berita yang beredar di media sosial.

Saya melihat bahwa pemerintah telah melakukan pergerakan dalam menanggapi permasalahan berita hoax ini. Penegakan hukum telah dilakukan dengan mengamankan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan berita hoax tersebut karena sudah melanggar UU ITE.

Namun, itu saja rasanya tidak cukup, karena untuk meminimalisasi hoax, diperlukan kesadaran dari warganet sendiri. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kominfo telah mencanangkan gerakan anti-hoax di media sosial.

Sebenarnya anti hoax dapat dimulai dari gerakan tiap individu dalam mengakses berita di media. Hal yang harus diperhatikan agar kita tidak termakan oleh berita hoax adalah hati-hati dengan judul provokatif. 

Jika menemukan judul yang dinilai provokatif, cobalah untuk mencari sumber referensi dari media lain sebagai pembanding.

Yang kedua adalah dengan mencermati alamat situs. Akan lebih baik jika berita yang kita akses adalah dari website atau sumber yang resmi atau tidak diragukan lagi validitasnya.

Ketiga, memeriksa fakta yang terkandung dalam berita. Budayakan cek, ricek, dan kroscek dalam mencerna informasi agar terhindar dari penyesatan informasi.

Keempat, cek keaslian foto. Tidak jarang hoax disebarkan dengan memuat foto-foto yang direkayasa sehingga menambah keyakinan pembaca dalam mempercayai berita tersebut.

Kelima, ikut serta dalam grup diskusi anti hoax. Grup ini bermanfaat untuk saling berbagi mengenai berita hoax yang tersebar, serta saling berbagi pengetahuan tentang media yang menyebarkan berita hoax.

Yang terakhir adalah melaporkan berita hoax melalui sarana yang tersedia di masing-masing media atau dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan email ke alamat [email protected].

Oleh karena itu, marilah bijaksana dalam mencerna berita maupun informasi yang berkembang di media saat ini. Pencegahan penyebaran berita hoax harus dimulai dari warganet sendiri dengan berlaku bijak dan tidak membagikan informasi hoax ke pihak lain.

Berita hoax harus diperangi agar masyarakat tidak mudah diprovokasi dan akhirnya menyebabkan retaknya persatuan dan kesatuan bangsa.

Penulis: Agung Iwan, mahasiswa pascasarjana Fakultas Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada

Berita Terbaru