BORNEONEWS, Palangka Raya - Anjing rabies belakangan ini menjadi kepanikan tersendiri bagi warga Kota Palangka Raya. Dalam sepekan terakhir dua kasus gigitan anjing menggegerkan warga. Yang pertama dialami Habibi, warga Jalan Sapan. Yang kedua dialami Sutris, warga Bukit Keminting.

Sayangnya, pada kasus Habibi, gigitan anjing ini sempat dibiarkan selama seminggu tanpa pengobatan berarti. Sementara keesokan harinya anjing yang menggigit Habibi dibunuh untuk dimakan oleh pemiliknya.

"Sebaiknya kalau ada anjing yang menggigit orang, anjingnya jangan dibunuh apalagi jasadnya dibuang atau dimakan. Bawa ke dokter hewan untuk diobservasi," kata Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Palangka Raya, drh Eko Hari Yuwono kepada Borneonews, Sabtu (21/10/2017).

Menurut drh Eko, berbeda dengan kasus Habibi, kasus Sutris lebih bisa menghasilkan sesuatu karena sehari setelah digigit, anjing yang menggigit segera dibawa ke klinik dokter hewan sehingga bisa diobservasi.

"Di kasus mas Sutris kita yakin betul bahwa anjing yang menggigit positif mengidap rabies sehingga penanganan yang diberikan juga tepat. Yakni mas Sutris langsung kita arahkan ke Rabies Center di Puskesmas Pahandut untuk menerima suntikan vaksin anti rabies dan itu gratis. Sedangkan pada kasus saudara Habibi tidak diketahui pasti apakah anjingnya betul rabies atau menggigit karena alasan lain sehingga ada kemungkinan penanganan yang diberikan juga kurang tepat," papar drh Eko.

Dirinya menyarankan jika belakangan ada kasus serupa agar masyarakat tidak tersulut emosi lalu membunuh anjing yang menggigit. Bawa saja ke dokter hewan. Kalaupun sudah terlanjur dibunuh, pihaknya mengimbau agar kepala anjing malang tersebut dibawa ke laboratorium DKPP untuk diobservasi mendalam. (TESTI PRISCILLA/B-5)