Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Balikpapan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Data Kenaikan Produksi Bakal Tekan Harga CPO

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Oktober 2017 - 17:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pergerakan harga minyak sawit mentah (CPO) berpeluang berbalik turun pada Selasa (24/10/2017) walaupun dibuka lebih tinggi di level 2.793 ringgit per ton.

Perkiraan itu didasarkan pada kemungkinan investor yang mengkhawatirkan kenaikan produksi minyak sawit serta potensi menguatnya ringgit terhadap dolar AS, kata Analis PT Monex Investindo Futures, Faisyal, dalam risetnya di Jakarta, Selasa.

Data dari Southern Palm Oil Millers Associations (SPPOMA) pada awal pekan ini menunjukkan bahwa produksi untuk periode 1-20 Oktober naik 20,6% dari periode yang sama pada tahun lalu.

Sementara pergerakan ringgit pukul 10:50 WIB terpantau di level 4,2325 per dolar AS, menguat 0,08%. Ringgit yang lebih kuat dapat membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya.

Pada perdagangan Senin, harga minyak sawit berakhir menguat 1,7% dan ditutup di level 2.787 ringgit per ton, ditopang oleh kenaikan harga minyak nabati lainnya serta tingginya angka ekspor untuk periode 1-20 Oktober, seperti yang dilaporkan oleh perusahaan surveyor kargo Intertek Testing Services pada akhir pekan lalu.

"Untuk teknikalnya, area support terdekat berada di area 2.785, dan bila menembus ke bawah dari zona tersebut dapat memicu tekanan turun lebih lanjut untuk menguji level support selanjutnya di 2.760," ucap Faisyal.

Sedangkan untuk sisi atasnya, menurut dia, level resisten terdekat terlihat di area 2.825, dan jika menembus ke atas dari area tersebut dapat memicu kenaikan lebih lanjut untuk menguji ke level resisten selanjutnya di 2.855. (NEDELYA RAMADHANIm)

Berita Terbaru