Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Tangerang Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Motif Dan Cerita Detail Pembunuhan Bidan Cantik Terkuak Saat Rekonstruksi

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 26 Oktober 2017 - 17:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Rekonstruksi pembunuhan bidan cantik berstatus aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Puskesmas Pembantu Desa Penyombaan, Kecamatan Arut Utara, oleh Polres Kotawaringin Barat pada Kamis (26/10/2017), mengungkap motif dan cerita detail kronologis peristiwa.

Inilah kronologis pembunuhan yang dilakukan tersangka AN, warga Desa Penyombaan, yang merupakan teman dekat korban.

Dari reka adegan, pembunuhan bidan bernama Dini Prasetyani bermula dari kedatangan tersangka ke rumah dinas korban pada 5 Agustus 2017. Saat itu Dini Prasetyani meminta hubungan mereka yang sudah terjalin selama satu tahun tujuh bulan disudahi dengan alasan orang tua korban tidak merestui.

Permintaan Dini ditolak tersangka karena dia sudah menaruh harapan besar terhadap kelanjutan hubungan mereka. Saat itu sempat terjadi cekcok antara keduanya.

Kemudian tersangka pergi untuk menenangkan diri dan duduk di halaman kantor desa. Pada sore harinya tersangka kembali menyambangi Dini dan bermaksud merayu korban agar mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hubungan mereka.

Namun saat itu justru menjadi puncak kemarahan AN. Sebabnya Dini justru tak menanggapi bahkan membanting pintu depan dan pintu kamar saat akan melaksankan salat. Menurut tersangka, hal itu di luar kebiasaan Dini yang bersikap lembut.

Seusai salat, Dini kemudian rebahan dan menyalakan televisi dengan suara keras sehingga tersangka tidak ada kesempatan kembali membicarakan hubungan mereka.

Saya kemudian menuju kamar mandi untuk cuci muka, tujuannya untuk mendinginkan kepala saya yang saat itu sedang emosi, papar Asfian Nur.

Seusai dari kamar mandi, tersangka menuju gudang yang jaraknya hanya dua meter dari kamar mandi dan menemukan palu. Ia mengambil palu tersebut dan kembali menghampiri Dini yang saat itu dalam posisi rebahan dengan tangan disilangkan di atas dahi.

Tanpa ampun palu tersebut dihantamkan ke kepala Dini, satu kali pukulan membuat Dini melenguh pelan. Kemudian tersangka kembali menghantamkan palu sebanyak dua kali ke pelipis kanan dan kiri korban.

Karena saat itu pintu depan dalam keadaan terbuka saya menutup pintu dan saat kembali Dini sudah dalam posisi duduk, kemudian saya hantamkan kembali palu ke bagian kepalanya, kata tersangka.

Tidak berhenti sampai di situ. Usai mematikan genset dan melemparkan palu ke dekat tabung gas elpiji, dalam keremangan cahaya lampu LCS ponsel miliknya, tersangka masih melihat Dini dalam posisi duduk, kemudian ia menerangi wajah Dini dan mengetahui korban masih hidup. Ia lalu mengambil pisau miliknya yang disimpan di kamar dan menusuk jantung Dini sebanyak tiga kali dan leher dua kali.

Total ada lima tusukan dan empat kali pukulan palu, kata Kapolsek Arut Utara Iptu Mujiyo.

Setelah memastikan korban tewas, tersangka mengambil terpal di rumahnya untuk membungkus mayat Dini dan mengikatnya. Selanjutnya, pemuda biadab itu membawa mayat Dini menuju tepi sungai dan menyeberangkannya untuk dikubur.

Selepas menguburkan, dia membuang cangkul dan kembali ke rumah dinas Dini untuk membersihkan darah menggunakan kain. Kain itu lalu dibuang ke sungai.

Saat itu, AN sempat bertemu warga yang menegurnya malam-malam dalam kondisi basah kuyup. Namun dijawab tersangka bahwa dia baru selesai mandi karena air di rumah habis.

Dari rekonstruksi diketahui tersangka juga mengambil gelang dan telepon seluler korban kemudian menjualnya seharga Rp800 ribu dan Rp400 ribu. Uang itu digunakan untuk biaya selama pelarian.

Sedangkan barang bukti pisau di buang di Sungai Seruyan saat tersangka melarikan diri dengan naik speed boat dan palu juga tidak berhasil ditemukan.

Tersangka ditangkap di Sintang, Kalimantan Barat saat hendak kabur menuju Malaysia. (KOKO SULISTYO/B-3)

Berita Terbaru