Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Manggarai Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Perjalanan Panjang Penumpang Dharma Kencana II untuk Menyelamatkan Diri

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 30 Oktober 2017 - 16:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kebakaran kapal Dharma Kencana II di 20 Mil dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, menyisakan cerita mengerikan dari para penumpang. Dharma Kencana II bertolak dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang Sabtu (28/10/2017) pukul 17.00 WIB.

Saat sebagian penumpang kapal masih tertidur pulas di keheningan laut Karimunjawa sekitar pukul 04.45 WIB, tiba-tiba muncul kegaduhan dan kepanikan dari ratusan penumpang lain. Mereka berteriak, ada kebakaran, sementara asap tebal muncul dari ruang bawah kapal. Asap hitam pekat itu memedihkan mata dan menyesakkan jalan napas para penumpang.

Saat itu, keadaan sangat gelap karena asap menutup cahaya lampu. Bahkan, ada di antara penumpang yang hanya berbekal penerangan korek gas mencari jalan keluar. Salah satunya adalah sepasang suami istri asal Salatiga, Jawa Tengah yang hanya bergumam lirih nyaris tak terdengar saat ditanyai namanya. Trauma psikis masih terlihat di wajah mereka yang pucat.

Menurutnya, saat terjadi kebakaran, ia segera meraih anaknya dan mengikatnya dipunggung dengan menggunakan kain agar tidak terlepas. Sementara, istrinya ia gandeng dengan erat. Dengan penerangan dari cahaya korek gas, ia mencari jalan keluar. Saat itu, di luar sudah banyak penumpang yang berebut untuk turun menggunakan sekoci. "Saya mendahulukan istri saya turun menggunakan tali, kemudian baru saya turun, di dalam sekoci sudah ada 15 penumpang lainnya termasuk saya yang sudah naik," papar Sutikno.

Namun, sayangnya sekoci yang mereka tumpangi mogok sehingga mereka dievakuasi kembali ke kapal nelayan yang berada tidak jauh dari mereka dan dinaikan kembali ke kapal bermuatan batu bara dan baru dipindahkan kembali ke kapal Kirana I. "Tiga kali kami berganti kapal sebelum naik ke Kirana I, barang bawaan saya habis tidak tersisa, hanya pakaian di badan," kata dia.

Sementara itu, penumpang lainnya, Hamid yang berasal dari Demak menceritakan, saat itu ketika asap sudah memenuhi kapal ia bersama penumpang lainnya segera mengenakan life jacket dan diinstruksikan untuk segera terjun ke laut. Hamid tidak ada pilihan. Tanpa pikir panjang, ia segera terjun ke laut bersama penumpang lainnya. Ombak besar mengombang-ambing tubuh mereka sesaat sebelum ditarik naik ke sekoci.

"Kami terjun ke laut mas, walau takutnya luar biasa tapi kami beranikan diri, selain itu memang tidak ada pilihan," kata Hamid kepada Borneonews sesaat sebelum turun dari atas kapal Kirana I. (KOKO SULISTYO/B-2)

Berita Terbaru