Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Makassar Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kalapas Palangka Raya: Bisa Juga Kita Jadi Kambing Hitam

  • Oleh Budi Yulianto
  • 01 November 2017 - 17:02 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Isu mengenai pengedar maupun kurir narkoba dikendalikan dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sudah acap kali terdengar. Terbarunya adalah ocehan dari Mulyadi alias Yadi.

Pekerja freelance di salah satu hotel di Palangka Raya yang nyambi kurir sabu ini menyebut mengantarkan sabu atas perintah Napi yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Palangka Raya berinisial BA.

Mulyadi ditangkap anggota Intel Korem 102 Panju Panjung bekerja sama dengan BNN Kota Palangka Raya pada Kamis (19/10/2017). Barang buktinya sebanyak satu paket seberat 2,65 gram.

'Sudah tiga kali transaksi dari lima bulan. Sekali transaksi kira-kira beratnya sama (seperti yang diamankan TNI dan BNN),' ucap Mulyadi.

Mulyadi menyebut setelah menerima telepone dari napi tersebut, dia lalu mengambil barang di sebuah tempat, tepatnya pada plang jalan.

'Yang meletakan orang suruhan dia. Setelah saya ambil, saya antar lagi ke pembeli. Tapi saya tidak tahu siapa yang membeli karena saya letakan juga di suatu tempat,' bebernya.

Menurut Mulyadi, keterlibatannya dalam penyalahgunaan peredaran gelap narkoba lantaran faktor ekonomi.

Dia menyebut, sekali transaksi keuntungan yang diperoleh lebih besar dibanding bekerja freelance di salah satu hotel. Namun demikian Mulyadi mengaku menyesal karena berakhir di balik jeruji besi.

Menanggapi maraknya kabar dikendailan oleh napi dalam Lapas, Kepala Lapas Kelas II A Palangka Raya, Priyarso mengatakan, bisa jadi pihaknya hanya dijadikan sebagai kambing hitam oleh para pengedar maupun kurir.

'Bisa juga kita jadi kambing hitam. Paling enak kan,' kata Priyarso. Ungkapakan ini sepertinya karena sejauh ini dari hasil penggeledahan petugas belum ditemukan bukti. Termasuk pengembangan atas pengakuan Mulyadi yang ditindaklanjuti oleh TNI dan BNN melakukan penggeledahan.

Barang bukti sabu maupun ponsel tidak ditemukan, tapi enam dari delapan napi yang dites urine dinyatakan positif.

Priyarso menegaskan akan selalu welcome bagi instansi terkait yang ingin melakukan pengembangan ke Lapas. 'Monggo. Lebih suka dan terbuka kita,' tuturnya. (BUDI YULIANTO/B-6)

Berita Terbaru