Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bima Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Jadwal Tradisi Mandi Safar dan Simah Laut di Kotim

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 03 November 2017 - 15:42 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Tradisi tahunan yakni Mandi Safar dan Simah Laut akan segera digelar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Salah satu agenda pariwisata tersebut akan digelar pada November 2017 ini.

"Untuk Mandi Safar akan dilaksanakan pada 15 November. Kemudian, untuk Simah Laut di Pantai Ujung Pandaran akan dilakukan pada 26 November 2017 mendatang," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim, Fajrurrahman, Jumat (3/11/2017).

Terkait itu, Fajrur mengajak masyarakat untuk turut serta memeriahkannya dengan langsung datang, baik terlibat dalam pelaksanaan maupun sekedar menyaksikan.

Mandi Safar, merupakan mandi bersama-sama di Sungai Mentaya sebagai simbol dan sekaligus harapan membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan tradisi nenek moyang tersebut dikemas menjadi agenda pariwisata Kotim.

Sementara, pada kegiatan thaun ini tidak hanya mandi saja. Ada juga lomba melukis dan mewarnai, lomba fashion show anak dan remaja, lomba tari dan penyajian kue tradisional.

Sementara, untuk Simah Laut akan dilaksanakan di Pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Tradisi ini dilaksanakan di kampung nelayan. Kegiatan tersebut juga merupakan tradisi budaya yang dilakukan turun temurun oleh nelayan di Kecamatan Teluk Sampit.

Tradisi budaya Simah Laut ini hampir mirip dengan tradisi nelayan di daerah lain, yakni melarung beberapa jenis benda ke laut. Warga biasanya membuat miniatur perahu kayu yang dihias menjadi cantik. Di dalamnya dimasukkan 41 jenis kue tradisional, ketan dan lainnya yang nantinya akan dilarung atau dilarutkan di laut.

Hampir mirip dengan Mandi Safar, dimana sebelun kegiatan juga dilakukan doa bersama oleh ulama setempat untuk mendoakan agar kondisi laut di tahun mendatang lebih baik sehingga hasil tangkapan nelayan lebih banyak, dan tentunya diberi keselamatan diri.

"Kegiatan ini adalah bagian tradisi budaya yang sudah ada sejak dulu. Hanya saja, sekarang ini kami kemas supaya lebih menarik untuk dijadikan event pariwisata. Guna menarik orang datang ke Kotim," terang Fajrurrahman. (MUHAMMAD HAMIM/B-11)

Berita Terbaru