Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Harga CPO Berpotensi Lanjutkan Tren Negatif

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 21 November 2017 - 16:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) berpeluang melanjutkan pelemahannya pada Selasa (21/11/2017) dengan berbagai katalis negatif yang menjadi pertimbangan investor.

Adapun beberapa sentimen negatif terhadap pasar minyak sawit itu meliputi tingginya pajak impor minyak nabati dari India, menguatnya ringgit Malaysia serta turunnya jumlah pengiriman ekspor, kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

India, yang merupakan importir minyak nabati terbesar di dunia, mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan pajak impor minyak sawit menjadi 30% dari 15% dan menaikkan pajak impor minyak sawit olahan menjadi 40% dari 25%.

Sementara itu, pergerakan ringgit pukul 10:50 WIB terpantau menguat 0,15% di level 4,1432. Itu adalah level terkuat untuk lebih dari setahun. Ringgit yang menguat biasanya akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya.

Untuk laporan ekspor, perusahaan kargo surveyor Intertek Testing Services kemarin melaporkan jumlah pengiriman minyak sawit dari Malaysia untuk periode 1-20 November turun 6,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan sebelumnya. Dan perusahaan kargo surveyor lainnya, Societe Generale de Surveilance juga melaporkan penurunan jumlah ekspor sebesar 8,8%.

"Untuk potensi pergerakan harga CPO hari ini berkisar antara level 2.550 - 2.650 ringgit per ton. Dengan support terdekat terlihat di area 2.575 dan resisten di 2.625," sebut Faisyal. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru