BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Penelitian aktivitas kumbang penyerbuk kelapa sawit Elaeidobius kamerunicus Faust sudah banyak dilakukan. Namun penelitian khusus pada tanah-tanah suboptimal belum pernah dilakukan. Sulung Research Station pun menngelar penelitian tentang ini.

Seperti diketahui, Kalimantan Tengah merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit di Indonesia. Peningkatan produktivitas kelapa sawit yang pesat, khususnya di Kalimantan Tengah, tidak terlepas dari peran serangga penyerbuk kelapa sawit Elaeidobius kamerunicus Faust yang dilepas pada Maret 1983.

'Kumbang E. kamerunicus mampu beradaptasi dengan cukup baik di Indonesia dan sampai saat ini populasinya memegang peranan penting dalam penyerbukan kelapa sawit di lapangan. Kami lalu tertarik untuk mengetahui aktivitas E. kamerunicus di Kalimantan Tengah terutama pada tanah suboptimal,' jelas Head of Research Sulung Research Station (SRS) PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) Fizrul Indra Lubis kepada Borneonews, baru-baru ini.

'Pengamatan aktivitas E. kamerunicus dilakukan dengan mengamati banyaknya kumbang yang mengunjungi bunga betina kelapa sawit yang sedang mekar selama 36 jam, selain itu kami juga melakukan pengamatan terhadap iklim mikro (suhu dan kelembaban udara)', ujar Entomologist Sulung Research Station PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., Ismy Agustin.

Lalu, seperti apa hasil penelitiannya

Ternyata aktivitas E. kamerunicus dalam mengunjungi bunga betina reseptif di tanah suboptimal dimulai pada pukul 08.00 ' 18.00. Aktivitas tertinggi yaitu pada pukul 12.00 sebanyak 16 kumbang dengan suhu 30 derajat Celcius dan kelembaban udara 50%. Pada kisaran suhu tersebut, E. kamerunicus lebih banyak melakukan aktivitas mencari pakan.

Tertarik ingin mengetahui detail penelitian ini Anda bisa menghubungi Sulung Research Station melalui email ke [email protected], atau hubungi nomor telepon 0532-21297 ext 559. (m)