Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: CPO Masih Tertekan, Berpotensi di Rentang 2.550 - 2.620

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 23 November 2017 - 08:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) berpotensi untuk kembali bergerak lesu pada Rabu (22/11/2017) setelah kemarin sempat pulih dari level terendah sejak medio Agustus.

Adapun tekanan pada harga CPO belakangan ini disebabkan oleh India yang menaikkan pajak impor minyak nabati dalam upaya melindungi petani lokal, kata Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya di Jakarta, Rabu.

Pelemahan pada harga CPO datang dari laporan bahwa investor mulai mempertimbangkan untuk terganggunya suplai setelah Uni Eropa, konsumen minyak sawit terbesar kedua di dunia, kembali memperkuat argumennya untuk kebijakan pembatasan impor minyak nabati karena penggundulan hutan yang disebabkan oleh produksi minyak sawit.

"Sentimen lainnya yang dapat membebani harga CPO pada hari ini adalah potensi menguatnya mata uang ringgit," kata Faisyal. 

Pukul 11:00 WIB, ringgit terpantau menguat 0,4% di level 4.1235 per dolar AS. Ringgit yang menguat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.

Menurut Faisyal, kisaran pergerakan harga CPO pada hari ini berpotensi berada di rentang harga 2.550 - 2.620 ringgit per ton.

Untuk sisi bawahnya, katanya, bila menembus ke bawah level 2.550 dapat melemahkan harga lebih lanjut untuk menguji ke level 2.520. Dan untuk sisi atasnya, break di atas level 2.620 dapat memicu kenaikan lebih lanjut membidik resisten selanjutnya di 2.655. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru