Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Krisnayadi: Di SMAN 2 Palangka Raya Itu Belum Kena Sialnya Saja

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 24 November 2017 - 08:40 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Terkuaknya pungutan liar bermotif sumbangan di SMAN 1 Palangka Raya mengundang pertanyaan sebagian pihak karena sebagian SMAN lainnya juga diduga melakukan praktik yang sama, bahkan ada yang lebih besar.

Tidak kalah mengejutkan, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalimantan Tengah Krisnayadi Toendan juga menyebut hal yang sama.

Bahkan dia mengatakan jika di SMAN 2 Palangka Raya yang disebutnya lebih besar. Bukan tanpa dasar dia mengatakan demikian, karena Krisnayadi memiliki jejaring guru yang pernah dia didik dalam sejumlah pelatihan peningkatan mutu di instansinya agar berintegritas.

'Itu belum kena sialnya saja di SMAN 2 itu. Karena di situ lebih besar (sumbangannya), hanya masyarakat enggan melaporkan saja karena enggan jadi saksi dan hal ini sebenarnya bukan sikap yang baik untuk kepentingan umum,' ujarnya, Kamis (23/11/2017).

'itu saya tahu persis, dia (Kepsek yang kena) itu kan kelanjutan dari SMAN 2 dulu. Emangnya saya tidak tahu. Itu sudah di radar mereka tim Saber Pungli dan saya setuju saja karena ini demi kepentingan sekolah dan masyarakat,' sambungnya.

Menurut mantan kepala sekolah ini, fenomena adanya sumbangan yang ditentukan dan dalam nominal besar, menyasar hampir semua sekolah favorit atau yang difavoritkan. Karena disanalah banyak kepentingan 'permintaan' sejak siswa mau masuk sekolah.

Lalu bagaimana sarannya terhadap sekolah-sekolah yang diindikasikan menarik sumbangan yang dilarang Krisnayadi menyarankan agar sekolah transparan, lalu mengembalikan yang sudah dikumpulkan dan menjelaskan kepada wali siswa dan komite sesuai prosedur yang dibolehkan.

Sementara itu Irwasda Polda Kalteng Kombes Benone Jesaja Louhenapessy yang juga memimpin Tim Saber Pungli Kalteng, saat ditanya di Istana Isen Mulang usai pertemuan dengan kepala sekolah dan komite, tak menampik kemungkinan sekolah lain yang diyakini bermodus  sama dengan SMAN 1. 'Bisa saja terjadi di SMA lain, tapi kan perlu bukti yang kuat, minimal dua alat bukti kan,' katanya. (ROZIQIN/B-6)

Berita Terbaru