Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bolmong Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tak Ada Alasan Eropa Terapkan Sertifikasi Tunggal Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 27 November 2017 - 15:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Saat ini delegasi Indonesia dan Malaysia tengah menyiapkan perlawanan terhadap rencana penerapan resolusi sawit oleh negara-negara di kawasan Uni Eropa (UE).

Bahkan kedua negara serumpun ini telah sepakat untuk melakukan aksi bersama untuk melawan segala kebijakan diskriminatif dan tak adil dari UE terkait minyak sawit. Keputusan kedua negara produsen minyak sawit terbesar dunia itu untuk melawan kebijakan UE cukup beralasan. Pasalnya, produk minyak sawit yang dihasilkan Indonesia dan Malaysia telah bersertifikasi dan dikelola melalui praktik berkelanjutan.

Untuk itu, tak ada alasan bagi UE untuk menolak sertifikasi Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) yang telah diimplementasikan sejak 2015, dan akan menjadi mandatori pada 31 Desember 2019. Begitupun dengan sertifikasi sawit yang dikeluarkan oleh Indonesia, yakni Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

'Menurut pandangan saya, MSPO lebih baik ketimbang Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Kami telah melakukan peningkatan pada sistem sertifikasi ini,' kata Duta Besar Malaysia untuk Belgia, Datuk Hasnudin Hamzah, sepertti dikutip The Borneo Post.

Untuk diketahui, sejumlah perusahaan perkebunan di Malaysia yang telah mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) harus mendapatkan sertifikasi MSPO pada Desember 2018, sedangkan perusahaan tanpa sertifikasi RSPO akan diberikan waktu lebih panjang untuk mendapatkan sertifikasi, yakni pada 30 Juni 2019. Sedangkan petani sawit independen dan kelompok tani akan diberikan waktu hingga 31 Desember 2019 untuk mendapatkan sertifikasi.

Dalam resolusi yang disahkan Parlemen UE pada 4 April 2017, sertifikasi standar semacam RSPO, MSPO atau Indonesian Sustainable Palm Oil, tidak akan diterima di kawasan UE.

Resolusi tersebut mendesak diterapkannya skema sertifikasi tunggal Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) untuk diterapkan mulai 2020 bagi ekspor minyak sawit ke Eropa.

Rata-rata, UE mengimpor antara 7-7,5 juta ton minyak sawit. Pada 2016, Malaysia tercatat memasok 29,4 persen minyak sawit impor ke UE, sedangkan Indonesia sebesar 48,6 persen dari total impor minyak sawit UE. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru