Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kisah Mistis Kemunculan Buaya Sebelum Simah Laut

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 27 November 2017 - 21:02 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Buaya disebutkan sempat muncul di Pantai Ujung Pandaran sebelum proses budaya adat Simah Laut digelar. Namun di balik kemunculan itu, warga di sana memercayai ada kisah bernuansa mistis yang sudah diceritakan turun menurun. 

"Buaya tersebut menampakan diri sekitar pukul 06.00 WIB, di sekitar kawasan Pantai Ujung Pandaran," ujar Damang Kecamatan Teluk Sampit Muksin, kemaren.

Muksin mengatakan, walaupun terlihat buaya pada pagi harinya, namun tidak menyurutkan niat mereka untuk melanjutkan kegiatan adat dan budaya tersebut. Sehingga dapat berjalan lancar dan aman.

Sementara, dia juga menerangkan bahwa Simah Laut memang kerap dikaitkan dengan hal mistis. Bahkan dirinya mengatakan bahwa kalau tidak dilakukan, maka bisa ada yang menjadi tumbal.

'Memang banyak yang tidak percaya bahwa ini ada kaitannya dengan hal gaib. Namun dulu ada yang tidak percaya dan tidak dilaksanakan, setelah tiga bulan ada yang digigit buaya hingga tidak ditemukan jasadnya,' terang Muksin.

'Buayanya kemudian melepas jasad korban, dengan persyaratan kami siap membayar atau denda istilahnya. Kemudian barulah buaya itu melepas. Padahal secara akal sehat, mana mungkin buaya bisa melepas korban yang ditelan tadi,' terang Muksin.

Dirinya juga menerangkan, memang leluhur mereka di Pantai Ujung Pandaran disebut memiliki kembaran seekor buaya. Dan hal mistis tersebut, katanya memang nyata.

'Ketika moyang kami lahir, keluar yang pertama memang manusia dan yang kedua ternyata yang lahir buaya. Itu percaya tidak percaya terserah saja, tapi itu bagi kami nyata,' ungkap Muksin.

Namun Bupati Kotim Supian Hadi sempat mengungkapkan di dalam sambutannya, kegiatan Simah Laut ini merupakan budaya yang dilestarikan agar menarik minat wisatawan. Jangan sampai dikaitkan dengan kepercayaan lainnya. Karena yang menentukan rezeki, hidup, dan bala bencana hanyalah Yang Maha Kuasa.

"Simah Laut merupakan kegiata budaya, dan dikemas menjadi kegiatan pariwisata. Jangan sampai ada makna lain. Dan sebagai ucap rasa syukur saja," tegas Supian. (MUHAMMAD HAMIM/B-11)

Berita Terbaru