BORNEONEWS, Palangka Raya - Meski hanya di dunia maya, penggunaan media sosial tetap harus beretika. Karena itu, diperlukan kontrol yang baik dari pengguna dalam menyerap dan menyebarkan informasi.

Selama ini, cukup banyak masyarakat yang tidak memperhatikan etika dalam menulis di media sosial. Akhirnya terjerumus ke dalam ujaran kebencian, informasi bohong atau hoax, dan berimbas pada masyarakat luas.

Penekanan ini disampaikan Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Kalteng Herson B Aden saat menjadi pemateri dalam seminar yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan PWI Kalteng, Rabu (29/11/2017).

"Diperlukan kontrol yang baik dan yang paling banyak adalah etika penulisan, etika ujaran, dan saya harap ada penyamaan persepsi dari peserta pada kegiatan ini bagaimana melihat informasi," sebut Herson dalam kegiatan bertema bertema Menggalakkan Etika Jurnalistik bagi Warganet.

Kepada perserta yang kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Kota Palangka Raya, Herson mengimbau agar menyebarkan virus anti hoax, sebarkan informasi yang valid, dan tangkal ujaran kebencian. "Dengan cara ini pengujar hoax hilang dengan sendirinya," tegas dia.

Dalam seminar ini, panitia pelaksana menghadirkan beberapa narasumber, antara lain Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Freddy H Tulung, Nurjaman dari PWI, dan Direktur Indonesia New Media Watch Agus Sudibyo. (ROZIQIN/B-3)