Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Konawe Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Harga CPO Berpeluang Kembali Turun

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Desember 2017 - 09:26 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pelemahan harga CPO dapat kembali berlanjut pada Kamis (07/12/2017) di tengah ketakutan investor terhadap prospek kenaikan cadangan minyak sawit Malaysia di akhir November.

Kekhawatiran itu didasarkan pada hasil survei Reuters yang menunjukkan penurunan ekspor lebih besar dari penurunan produksi.

Berdasarkan survei Reuters, cadangan kemungkin akan melonjak 11,4% menjadi 2,44 juta ton dari akhir Oktober. Itu akan menjadi level tertinggi sejak Desember 2015 dan menandai kenaikan lima bulan beruntun.

"Kenaikan cadangan dapat menjadi sentimen negatif untuk harga minyak sawit, yang sudah anjlok tiga kali dalam empat sesi terakhir," kata Tim Analis PT Monex Investindo Futures dalam risetnya, Kamis.

Produksi minyak nabati, yang biasanya digunakan untuk membuat minyak goreng, sabun hingga kosmetik, diperkirakan akan turun sekitar 3% pada November dari bulan sebelumnya menjadi 1,95 juta ton.

Sementara itu, untuk data ekspor November diperkirakan akan melemah, turun lebih cepat dari produksi untuk anjlok 6% dari bulan sebelumnya menjadi 1,45 juta ton. Ini akan menjadi penurunan bulanan pertama dalam lima bulan.

Untuk pergerakan ringgit, pada pukul 11:18 WIB, terpantau melemah 0,17% di level 4.0825 per dolar AS. Pelemahan ringgit dapat menjadi katalis positif karena akan membuat harga CPO menjadi lebih murah untuk pemilik mata uang lainnya.

"Potensi pergerakan harga CPO pada hari ini akan bergerak di rentang 2.420 - 2.460 ringgit per ton," ujar Monex.

Jika break di bawah level 2.420, maka dapat memicu penurunan lebih lanjut menuju ke area 2.390. Sedangkan untuk sisi atasnya, break di atas level 2.460 akan menjadi pemicu kenaikan lebih lanjut menuju ke area 2.500.

Berita Terbaru