Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Muna Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Harga CPO Masih akan Suram

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 Desember 2017 - 14:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga CPO dapat turun lebih lanjut pada Jumat (8/12/2017) dengan investor mempertimbangkan jatuhnya harga minyak nabati lain serta menguatnya mata uang ringgit.

Harga minyak sawit kemarin ditutup melemah untuk memperpanjang penurunannya hingga tiga kali dari empat sesi pada Kamis dan menyentuh level terendahnya dalam hampir lima bulan karena mengikuti pelemahan dalam harga minyak nabati jenis lain.

"Biasanya, pergerakan harga minyak sawit akan mengikuti pergerakan minyak nabati lain karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa minyak nabati global," kata Tim Analis PT Monex Investindo Futures dalam risetnya, Jumat.

Kemarin, harga minyak kedelai untuk kontrak Januari di Chicago Board of Trade turun sekitar 1%, kondisi tersebut sejalan dengan harga komoditas lainnya karena menguatnya dolar AS. Sementara itu harga minyak kedelai untuk kontrak Januari di Dalian juga berakhir melemah sekitar 1.2%.

Pergerakan ringgit pukul 10:58 WIB terpantau di level 4.0754 per dolar AS, menguat sekitar 0,26%. Ringgit yang mengguat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk para pemilik mata uang lainnya.

"Untuk potensi rentang perdagangan pada hari ini akan bergerak di antara 2.360 - 2.450 ringgit per ton," kata tim Monex.

Sebelum menargetkan ke area 2.360, harga harus menembus ke bawah level 2.400 terlebih dahulu, sedangkan untuk sisi atasnya, break di atas area 2.450 dapat memicu kenaikan lanjutan menuju ke 2.480. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru