Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kab. Serang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Harga CPO Berpeluang Melemah

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 12 Desember 2017 - 14:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pergerakan harga CPO masih berpeluang bergerak turun pada Selasa (12/12/2017) karena investor yang bersikap waspada menjelang rilis data resmi suplai dan permintaan dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang dijadwalkan hari ini.

Cadangan minyak sawit di Malaysia, produsen terbesar kedua setelah Indonesia, diperkirakan akan naik pada November di tengah volume ekspor yang turun lebih cepat dari output. Kondisi tersebut dapat melemahkan harga minyak sawit.

Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters menunjukkan bahwa cadangan pada akhir November akan naik 11,4% menjadi 2,44 juta ton pada tingkat bulanan. Itu akan menjadi level tertinggi dalam dua tahun, sementara output diduga akan turun 3% menjadi 1,95 juta ton.

Untuk ekspornya diperkirakan akan turun sekitar 6% dari Oktober menjadi 1,45 juta ton untuk November.

Seorang trader berjangka dari Malaysia mengatakan bahwa pergerakan harga minyak sawit berjangka terlihat berhati-hati menjelang perilisan data suplai dan permintaan dari MPOB. Selain itu sentimen negatif juga datang dari laporan penurunan ekspor untuk 10 hari pertama Desember yang berpotensi membebani harga.

Perusahaan surveyor Cargo Intertek Testing Services melaporkan penurunan sebesar 16,6% dalam pengiriman minyak sawit Malaysia untuk periode 1-10 Desember dari laporan dari bulan sebelumnya.

"Untuk potensi rentang perdagangan hari ini terlihat di antara 2.300 - 2.400 ringgit per ton," kata Tim Analis PT Monex Investindo Futures dalam risetnya, Selasa.

Untuk sisi bawahnya, sebelum menargetkan ke level 2.300, harga harus menembus ke bawah level 2.330, sedangkan untuk sisi atasnya, sebelum mengincar area 2.400, harga harus menembus ke atas level 2.370 terlebih dahulu. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru