Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Antisipasi Proteksionisme Atas Sawit, Indonesia Rembuk dengan ASEAN 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 06 Agustus 2018 - 10:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pemerintah Indonesia memanfaatkan pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN untuk bersama-sama menyikapi rencana kebijakan proteksionis yang diterapkan Barat.

"ASEAN dan Uni Eropa sebagai dua organisasi regional terdepan di dunia seyogyanya bekerja sama dalam menyuarakan dan mengedepankan prinsip-prinsip multilateralisme dan perdagangan bebas, termasuk mencegah praktik proteksionisme. Hal ini harus tercermin dengan kebijakan yang konsisten, termasuk dalam konteks kelapa sawit," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pernyataan tertulisnya akhir pekan lalu.

"Ada potensi diskriminasi kelapa sawit dengan penerapan sejumlah kriteria yang bias untuk biofuel, antara lain dengan membedakannya berdasarkan tinggi rendahnya risiko emisi karbon pada skema 'Indirect Land Used Changed' (ILUC)," ungkap Menlu Retno.

Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia menyampaikan bahwa isu minyak kelapa sawit harus dibahas secara bijak karena menyangkut mata pencarian lebih dari lima juta petani kecil di ASEAN yang bergantung pada industri kelapa sawit.

"Kelapa sawit sangat penting perannya dalam mendukung upaya kita meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tidak mungkin kita membahas permasalahan ini tanpa mempertimbangkan elemen-elemen terkait pemenuhan Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," ujar Retno.

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah Indonesia kembali mengajak Uni Eropa untuk bersama-sama membangun standar keberlanjutan (sustainability) seluruh minyak nabati yang inklusif.

Pernyataan Menlu Retno tersebut juga didukung oleh Menlu Malaysia Abdullah Syarifuddin yang juga mengangkat isu kelapa sawit dalam Peretemuan Menlu ASEAN-Uni Eropa. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru