Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Perang Dagang AS Vs China Pukul Harga CPO  

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 14 Agustus 2018 - 10:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Di tengah lesunya permintaan, sektor komoditas, khususnya minyak sawit (CPO), semakin mengalami tekanan sebagai dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

"Imbasnya, harga minyak sawit berjangka mengalami kejatuhan terdalam untuk satu hari perdagangan selama sebulan terakhir pada perdagangan Senin, sekaligus melanjutkan rentetan pelemahan menjadi tiga hari berturut-turut," kata seorang pelaku pasar di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Menurut dia, pelemahan harga CPO berjangka kali ini lebih disebabkan oleh lesunya kinerja minyak kedelai di Chicago Board of Trade.

Pada perdagangan awal pekan ini, CPO berjangka untuk kontrak Oktober di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot 1,7 persen menjadi 2.204 ringgit ($538,88) per ton, yang merupakan kejatuhan terdalam sejak perdagangan 13 Juli lalu.

Di bursa berjangka AS, harga kedelai maupun minyak kedelai bergerak melemah akibat pasar yang mencemaskan dampak dari kisruh perdagangan antara Washington dan Beijing, yang diperkirakan akan semakin membuat stok untuk komoditas itu di AS meningkat.    

Ia juga mengatakan minyak sawit masih akan lesu dalam jangka menengah, seiring dengan meningkatnya produksi dan naiknya cadagngan.

Di Chicago, harga minyak kedelai untuk kontrak Desember melanjutkan pelemahan, yang pada perdagangan akhir pekan lalu rontok 1,6 persen, dan turun 0,8 persen pada Senin.

Sedangkan di Dalian Commodity Exchange China, harga minyak kedelai kontrak Januari turun 0,9 persen, dan harga minyak sawit kontrak Januari melemah 0,7 persen.

Untuk diketahui, pergerakan harga minyak sawit selalu dipengaruhi oleh minyak nabati lain yang menjadi rival di pasar global, seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan juga rapeseed.  (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru