Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Rejang Lebong Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Salah Jika Uni Eropa Larang Impor Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 21 Agustus 2018 - 12:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Uni Eropa (UE) dan negara-negara Barat selama ini dinilai menerapkan standar ganda dalam menyikapi industri sawit di negara-negara berkembang.

Di satu sisi mereka mendukung pengentasan kemiskinan, tapi di sisi lain justru berniat menghambat industri yang memberi 'makan' jutaan manusia.    

Dari sisi Indonesia, perkebunan sawit telah membantu negeri ini dalam meraih Target Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030.

"Karena sawit ini menyangkut masalah 'no poverty', SDGs nomor satu, jadi ya mereka harus sadar bahwa dampaknya itu terhadap kemiskinan jadi akan besar kalau sampai itu di-banned atau di-passing out dari Eropa," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan dalam seminar nasional Badan Lingkungan Hidup PBB (UN Environment) tentang SDGS di Jakarta awal pekan ini.

Menurut Luhut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berpihak kepada Indonesia tentang sawit untuk meningkatkan perekonomian petani kecil d berbagai daerah, khususnya di luar Pulau Jawa.

Dengan bentuk dukungan itu, seharusnya tak ada lagi standar ganda dari Barat terhadap industri sawit di negara-negara berkembang, karena hal itu bertentangan dengan apa yang diinginkan PBB agar kemiskinan di dunia dapat terkikis.   

Perlu diketahui bahwa Uni Eropa telah mengajukan ke Parlemen Eropa untuk melarang impor minyak sawit sebagai bahan campuran biodiesel mulai 2021 karena dinilai tidak berkelanjutan, seperti menjadi pemicu deforestasi, kepunahan hewan dilindungi dan eksploitasi pekerja.  (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru