Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Samosir Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Harga Karet Terpengaruh Kebijakan Pajak AS, Ini Penjelasan Dinas Perkebunan Kalteng

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 22 Agustus 2018 - 01:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Harga karet kian lama kian anjlok, yang dirasakan petani di Kalimantan Tengah (Kalteng). Dan salah satu faktornya, ternyata harga karet juga terpengaruh kebijakan pajak Amerika Serikat (AS).

Kepala Disbun Kalteng, Rawing Rambang mengatakan, nilai komoditas karet ada kaitan dengan kondisi perekonomian. Begitu perekonomian lesu, maka permintaan menurun dan hal ini berimbas kepada daerah produsen dan petani.

“Karet itu produk sekunder. Berhubungan erat nilai keekonomisannya dengan produksi lain. Produksi mobil, perlu ban dan barang dari karet lainnya. Ketika produksi turun, maka ikut menurunkan pangsa karet di dunia internasional,” kata Rawing, Selasa (21/8/2018).

“Lalu kaitannya dengan AS Dengan kebijakan misalnya yang diterapkan AS yang menaikkan pajak impor ke negara mereka. Dengan dipatok tinggi, maka produksi turun karena permintaan juga turun. Nah ini yang membuat akhirnya berimbas pada permintaan karet tadi,” paparnya.

Rawing pun mengatakan, yang bisa dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kualitas karet dan meningkatkan nilai tambah dalam negeri agar tidak hanya mengandalkan ekspor.

“Saat ini kan harga karet USD 1,2 per kg dengan kadar kering 68 persen. Ini turun, karena harga idealnya kisaran USD 2 atau Rp 28 ribu, dan dengan harga ini di pasaran internasional maka di tingkat petani bisa di angka Rp 8 - 9 ribu per kg,” jelas dia. (ROZIQIN/B-11)

Berita Terbaru