Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Indramayu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Bukti Pentingnya Sawit Bagi Perekonomian Nasional

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Agustus 2018 - 13:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Diperlukan keseriusan dari semua pemangku kepentingan agar industri kelapa sawit nasional tetap menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriono mengatakan bisnis industri kelapa sawit terbukti mampu mendongkrak perekonomian negara, karena hingga saat ini komoditas ini sebagai salah satu penyumbang terbesar devisa bagi Indonesia.

"Kami yakin, apabila pemerintah mendukung secara penuh pengembangan industri kelapa sawit, tingkat perekonomian negara kita akan kuat, bahkan mampu besar menyaingi negara-negara lainnya," kata Joko, Kamis (24/8/2018).

Menurut Joko, sawit sebagai salah satu komoditas andalan telah menyumbang porsi sekitar 15 persen dari total ekspor non-migas. Artinya, hal itu dapat dimaksimalkan dalam jangka pendek untuk mengatasi masalah perekonomian Indonesia yang saat ini naik turun.

Ia mengatakan industri sawit sebenarnya punya peranan penting bagi perekonomian Indonesia di tengah tergerusnya devisa. Hal itu akibat penguatan dolar AS terhadap rupiah dan defisit neraca perdagangan hingga Juni lalu.

Pada semester pertama 2018, ekspor CPO turun enam persen menjadi 14,16 juta dibanding periode yang sama tahun lalu 15,04 juta. Hasilnya, neraca perdagangan Indonesia otomatis menjadi defisit US$2,03 miliar.

Penurunan ekspor tersebut juga diakibatkan berbagai isu miring terkait industri kelapa sawit yang terus berkembang di Indoonesia. Salah satunya pelanggaran HAM menurut PBB, pelanggaran usia tenaga kerja pada anak-anak, dan pelanggaran tata ruang pada kebakaran lahan membuat kinerja ekspor CPO Indonesia susut.

"Pemerintah perlu mengingat bahwa industri kelapa sawit sampai saat ini telah menciptakan 17,5 juta lapangan pekerjaan. Bahkan CPO telah menyumbang lebih dari US$20 miliar devisa ekspor," ujarnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru