Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Ketapang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Usulan CPNS Tenaga Teknis Kobar tak Disetujui

  • Oleh Andreansyah
  • 18 September 2018 - 16:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar) tidak kecewa terkait usulan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi tenaga teknis tidak disetujui oleh Pemerintah Pusat.

Bupati Kobar Hj Nurhidayah mengatakan, adanya penerimaan CPNS tahun 2018 ini sebanyak 232 orang disambut dengan gembira. Pasalnya Kobar memang kekurangan pegawai mulai dari tenaga kesehatan, pendidikan dan teknis.  

"Alhamdulillah, Kobar mendapat formasi 232 CPNS tahun 2018. Sehingga kedepan adanya penerimaan CPNS ini bisa menambahkan jumlah pegawai," kata Bupati Kobar, Selasa (18/9/2018).

Penerimaan CPNS kali ini Kobar dapat formasi tenaga kesehatan 88 orang dan tenaga pendidikan 144 orang. Sedangkan usulan tenaga teknis belum disetujui oleh pusat.

"Tidak kecewa, karena hampir formasi CPNS di Kabupaten dan Kota se-Kalteng ini hanya untuk formasi tenaga kesehatan dan pendidikan. Bahkan kami senang adanya penerimaan CPNS tahun ini," ujarnya.

Sehingga tahun-tahun selanjutnya Pemkab Kobar bakal mengusulkan formasi untuk tenaga teknis. Pasalnya tenaga teknis juga sangat penting, karena ini berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.

"Tahun 2018 ini Kobar sudah mengusulkan 600 tenaga teknis dan belum direalisasikan. Tahun depan akan kita usulan lagi agar ada penerimaan CPNS lagi,"jelasnya. 

Bupati juga mengharapkan agar kesempatan baik ini tidak di sia-sialan oleh masyarakat Kobar. Kesempatan untuk bisa menjadi CPNS ini agar bisa diikuti oleh masyarakat yang sudah mempunyai ijazah sarjana. 

"Sesuai ketentuan dari Pemerintah pusat test CPNS ini bisa diikuti bagi yang sudah sarjana, memang ada untuk perawat ada membutuhkan lulusan D3. Serta umurnya dibawah 35 tahun bisa mendaftar," jelasnya.

Perlu diketahui juga, bagi masyarajat yang ikut mendaftar menjadi CPNS ini agar siap dengan segala risikonya. Termasuk untuk ditempatkan di desa-desa. Karena kekurangan tenaga pendidikan dan kesehatan itu banyak kurang di pelosok. (ANDRE/B-5) 

Berita Terbaru