Aplikasi Rekapitulasi Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Bikin Target Replanting Sawit Rakyat Optimistis Tercapai

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 02 Oktober 2018 - 11:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian optimistis target peremajaan sawit rakyat (PSR) seluas 185 ribu hektar tahun ini terealisasi.

Dirjen Perkebunan Kementan, Bambang, mengatakan di Jakarta awal pekan ini, optimisme itu didasarkan pada fakta bahwa petani dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Indonesia mempunyai lahan seluas 617 ribu hektar dan sebagian besar sudah waktunya diremajakan.

Selain itu, agar program PSR dapat berjalan dengan cepat, Kementan melakukan penyempurnaan persyaratan untuk memudahkan petani dalam mendapatkan dana peremajaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar Rp25 juta/hektar.

Bambang berharap petani dapat berperan besar dalam program PSR ini. Pasalnya, dana yang dihimpun tersebut juga bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan petani. Melalui penyempurnaan persyaratan itu, diharapkan petani bersama lembaga atau koperasinya bisa melaksanakan PSR.

"Kita sudah berjuang sehingga tahun ini bisa 185.000 hektar. Petani harus bisa bergerak, sayang kalau tidak dimanfaatkan," kata Bambang.

Di sisi lain, ia menjelaskan dalam pelaksanaan peremajaan diprioritaskan kepada petani untuk dapat melaksanakannya secara swakelola dengan didampingi perusahaan perkebunan kelapa sawit sebagai mitranya.

Pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan petani ini sangat krusial dan penting untuk diperhatikan secara serius bagi seluruh pihak. Banyak persoalan petani kelapa sawit dimulai dari kelembagaan petani yang kurang kuat.

Secara filosofi dan regulasi, bahwa perkebunan kelapa sawit perlu dilakukan kemitraan dengan perusahaan pengolahan kelapa sawit sesuai dengan karakteristik komoditinya.

"Oleh karena itu pemerintah akan terus fokus dalam pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan petani yang setara agar memiliki daya saing dan berdaulat," ujarnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru