Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penurunan Pasar Saham Global dan Minyak Mentah Berpotensi Tekan CPO

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 12 Oktober 2018 - 12:50 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pelemahan harga minyak sawit mentah (CPO) berpotensi berlanjut pada Jumat (12/10/2018) pasca berakhir turun 1,0% di level RM2.171 pada Kamis.

Kondisi itu dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap kejatuhan pasar saham global, turunnya harga minyak mentah dan menguatnnya mata uang ringgit Malaysia. 

"Semalam Wall Street turun tajam untuk membukukan pelemahan kedua beruntun karena kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat, kemungkinan perlambatan ekonomi dan valuasi teknologi yang sangat ambisius," menurut Tim Analis PT Monex Investindo Futures dalam risetnya akhir pekan ini. 

Sementara itu, untuk pergerakan harga minyak juga turun ke level terendah dalam dua pekan karena pasar yang merespons laporan Energy Information Administration yang menunjukkan cadangan minyak mentah AS naik lebih besar dari pergerakan. 

"Harga minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan minyak mentah, karena minyak sawit digunakan sebagai bahan baku untuk membuat biodiesel," sebut Monex.

Seorang trader di Kuala Lumpur mengatakan bahwa harga minyak sawit mengikuti aksi jual di pasar saham global dan pelemahan harga minyak mentah. 

Untuk pergerakan mata uang Ringgit pukul 10.30 WIB terpantau menguat 0,07% di level 4.1560 per dollar AS. Ringgit yang mengguat akan membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. 

"Untuk harga CPO kontrak Desember 2018 pada hari ini dibuka di level RM2.188, dengan level tertingginya di RM2.193 dan level terendahnya di RM2.180. Harga saat ini sedang berada di level RM2.181," kata Monex.

Namun demikian, potensi pelemahan pada hari ini perlu konfirmasi untuk penembusan di bawah level RM2.175 (Support 1), RM2.165 (Support 2), dan RM2.145 (Support 3). Adapun jika harga berbalik menguat, harga berpotensi naik untuk menguji level RM2.190 (Resisten 1), RM2.200 (Resisten 2) dan RM2.215 (Resisten 3). (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru