Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Natuna Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Produksi dan Konsumsi CPO Diprediksi Meningkat, Pilih SSMS

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 15 Oktober 2018 - 17:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Prospek produksi dan konsumsi minyak kelapa sawit (CPO) pada tahun ini diprediksi meningkat, salah satunya didukung program peremajaan tanaman sawit oleh pemerintah.

"Kami mempertahankan posisi Netral untuk sektor minyak sawit mentah," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Andy Wibowo Gunawan, dalam risetnya awal pekan ini.

Tahun ini, produksi CPO global dan konsumsinya diproyeksikan meningkat 7,0% YoY.

"Selain itu, kami yakin program penanaman kembali pemerintah Indonesia menunjukkan landbank terbatas untuk pemain CPO. Risiko kenaikan satu-satunya, menurut kami adalah harga minyak yang lebih tinggi yang akan meningkatkan permintaan biodiesel," papar Andy.

Andy memaparkan secara historis kondisi cuaca cenderung membaik dalam jangka menengah menyusul fenomena cuaca El Nino dan La Nina. 

"Dengan demikian, kami mempertahankan asumsi harga CPO global 2018 di MYR 2.950 per ton," ujarnya.

Dengan program penanaman kembali pemerintah Indonesia, lanjut Andy, merupakan indikasi bahwa petani kecil merasa sulit mendapatkan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit mereka. Pemerintah menargetkan penanaman kembali pohon kelapa sawit seluas 4.400 hektare pada akhir tahun ini mewakili 36,9% dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

"Risiko kenaikan satu-satunya terhadap industri kelapa sawit adalah kenaikan harga minyak dunia, yang kemungkinan akan memicu konsumsi biodiesel yang lebih besar. Biodiesel akan menjadi menarik jika harga minyak mentah Brent di atas US$80,0 per barel," tutur Andy.

Andy mempertahankan asumsi harga CPO rata-rata global 2018 per tahun di MYR 2.950/ton. 

"Pilihan utama kami di industri kelapa sawit adalah PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), karena jumlah lahan baru yang besar sehingga menyediakan ruang untuk tumbuh dalam jangka panjang," pungkasnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru