Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Ponorogo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Bukti Petani Plasma Sawit RI Mulai Sadar Prinsip Berkelanjutan 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 16 November 2018 - 09:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun  - Sebagai upaya untuk menghasilkan produk sawit berkelanjutan, tak hanya dilakukan oleh pemerintah dan pelaku industri besar, tapi juga butuh keterlibatan petani plasma sawit.

Bukti bahwa para petani sawit Indonesia sudah mulai peduli dengan praktik berkelanjutan, terlihat dari keberhasilan enam kelompok tani Indonesia menerima sertifikat perkebunan sawit berkelanjutan dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Konferensi Tahunan RSPO ke-16 di Kinabalu, Sabah, Malaysia, medio pekan ini.

Chief Executive Officer RSPO Darrel Webber dalam acara tersebut menyerahkan sembilan sertifikat perkebunan sawit berkelanjutan, enam di antaranya diperoleh dari kelompok tani Indonesia, sedangkan sisanya dari Thailand.

Adapun dari keenam kelompok tani Indonesia, Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah memperoleh sertifikasi penghargaan dari RSPO karena berhasil mempertahankan prinsip dan kriteria perkebunan sawit berkelanjutan untuk kedua kalinya pada Oktober 2018.

Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah menjadi kelompok tani swadaya pertama dari Indonesia yang memperoleh sertifikasi RSPO pada Juli 2013. Sebelumnya, asosiasi beranggotakan 349 orang, kini telah bertambah menjadi 510 orang dengan lahan tersertifikasi 1.048 hektare. Kelompok tani yang berasal dari Riau ini menjadi pemasok tandan buah segar (TBS) dengan volume 23.000 metrik ton.

Kemudian, kelima kelompok tani lainnya yang baru memperoleh sertifikasi sawit berkelanjutan RSPO adalah Kelompok Tani Sawit Tenera berasal dari Katingan Hilir Kalimantan Tengah, KUD Permai Jaya dari Sumatera Selatan, KUD Mekar Sari dari Sumatera Selatan, KUD Permura dari Sumatera Selatan dan KUD Sungkan Urip daro Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Total area bersertifikasi dari anggota RSPO sepanjang 2018 mencakup 3,2 juta hektare (terhitung hingga 30 Juni 2018) tersebar di 16 negara dan mewakili volume produksi tahunan bersertifikat 13,6 juta ton Certified Sustainable Palm Oil (CSPO).

RSPO mencatat total area bersertifikasi di Indonesia hingga Juni 2018 mencapai 1.555.847 hektare, sedangkan pada tahun sebelumnya periode yang sama mencapai 1.719.606 hektare. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru