Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Begini Cara Indonesia Yakinkan Eropa Soal Sawit Berkelanjutan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 21 November 2018 - 11:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Hingga saat ini, kampanye negatif terhadap komoditas sawit Indonesia dan Malaysia belum terlihat mereda, bahkan sebaliknya. Untuk itu, perlu upaya aktif semua pihak untuk meyakinkan masyarakat global tentang pengolahan sawit yang mengacu pada prinsip berkelanjutan.

Salah satu cara yang dilakukan Indonesia adalah mempromosikan industri kelapa sawit berkelanjutan lewat program Regular Oil Palm Course 2018 yang diikuti 15 peserta dari 10 negara.

Program yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) itu berlangsung di tiga kota yakni Jakarta, Bogor, dan Jambi pada 19-26 November 2018.

"Ini adalah wujud komitmen kami terhadap industri kelapa sawit berkelanjutan yang berdampak pada kehidupan banyak sekali orang, dan dijalankan sesuai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," kata Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dalam pembukaan program tersebut di Jakarta awal pekan ini.  

Indonesia merupakan salah satu produsen utama kelapa sawit dengan produksi mencapai 53 persen dari total produksi dunia.

Sebagai industri padat karya yang memberikan kontribusi nilai ekspor sebesar Rp240 triliun per tahun, sektor kelapa sawit memengaruhi mata pencarian sekitar 20 juta penduduk Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karena itu, Indonesia merasa perlu berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengolahan sawit kepada para peserta dari negara lain, untuk menunjukkan bahwa industri sawit Tanah Air telah mengimplementasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

"Jadi para peserta ini kami undang untuk melihat langsung komitmen dan praktik industri sawit di lapangan. Di lain pihak, kami ingin mendengar rekomendasi dan masukan tentang bagaimana kami bisa mengembangkan industri ini," tutur Fachir.

Perwakilan peserta dari Slovakia, Paul C. Meager, menyampaikan antusiasmenya untuk mengamati langsung proses industri kelapa sawit di Indonesia, yang disebutnya telah berkontribusi juga pada pengurangan kemiskinan.

Selain Slovakia, para akademisi dan perwakilan lembaga swadaya masyarakat peserta program Regular Oil Palm Course 2018 berasal dari Belanda, Ceko, Hungaria, Inggris, Italia, Prancis, Polandia, Rusia, dan Australia. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru