Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bintan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemerintah Didesak Turun Tangan Atasi Terpuruknya Harga Minyak Sawit

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 26 November 2018 - 10:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Tren pelemahan harga minyak sawit terus berlangsung hingga menjelang pergantian tahun. Kondisi ini selain berdampak pada pendapatan negara dari sisi ekspor, juga berimbas pada masyarakat luas.

Untuk itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendorong pemerintah untuk serius ikut mengatasi terpuruknya harga sawit yang dapat berdampak ke masyarakat secara luas.
         
"Perlu langkah secara cepat dan tepat agar persoalan ini segera teratasi," kata Daniel akhir pekan lalu menanggapi terus melemahnya harga komoditas tersebut.

Ia mengatakan di sejumlah daerah harga tandan buah segar terus menurun, bahkan ada yang hanya di kisaran Rp500an per kilogram.

Padahal, ujar dia, angka minimal produksi satu kilogram tandan buah segar di kisaran Rp800 - Rp1.000.

Ia menambahkan ada beberapa langkah agar usaha sektor sawit tidak terus terpuruk, di antaranya dana pungutan sawit yang terhimpun di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) harus segera bisa membantu petani sawit rakyat.
         
"Petani sawit juga perlu didorong memiliki industri pengolahan sehingga tidak lagi menjual TBS tapi CPO, sehingga perlu dibangunkan pabrik mini pengolahan TBS sehingga nilai tambah produk-produk pertanian kembali kepada petani," ujarnya.
         
Selain itu, pemerintah perlu menyiapkan aturan untuk menjamin pembelian harga minimal Rp1.000 per kilogram sekaligus membantu agar sawit rakyat lolos standar Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).
         
"Pemerintah harus serius mengatasi masalah ini dengan sebaik-baiknya," tegasnya. 
         
Salah satu yang diprogramkan pemerintah berupa program B20 (penggunaan biodiesel) untuk mengatasi persoalan sawit yang ada patut diapresiasi.
        
"Perlu upaya dan langkah lain agar masalah ini tidak semakin meluas," katanya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru