Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kepulauan Anambas Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Analis: Penurunan Pungutan Ekspor CPO Positif Bagi Emiten Perkebunan

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 09 Desember 2018 - 10:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kebijakan pemerintah yang menolkan seluruh tarif pungutan ekspor apabila harga internasional CPO berada di bawah US$ 570 per ton, cukup positif untuk emiten perkebunan.

"Dengan kebijakan ini, diharapkan dari sisi permintaan CPO global semakin membaik, setelah sepanjang tahun ini terlihat cukup lemah," kata Head of Research Sinarmas Sekuritas, Evan Lie, dalam risetnya akhir pekan ini.

Evan menilai, pelemahan permintaan CPO tahun ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu pergeseran ke produk soybean, kenaikan tarif impor minyak kelapa sawit di India, dan pengurangan permintaan dari negara Eropa.

"Perlu diperhatikan apakah nanti dengan implementasi kebijakan ini, dari sisi permintaan dapat meningkat sehingga mendorong harga CPO. Apabila harga CPO mengalami kenaikan tentu akan positif untuk industri secara keseluruhan, meskipun tentu dampak langsung akan lebih terasa oleh pemain CPO yang punya porsi ekspor yang besar," papar dia.

Lebih lanjut, Evan mengungkapkan bahwa prospek industri CPO di 2019 akan dibayangi oleh target program biodiesel B20 yang meningkat di tahun depan sehingga diperkirakan turut menjadi sentimen positif untuk harga CPO. 

"Di level harga CPO sekarang, kita melihat ruang penurunan sudah cenderung terbatas," ujar Evan.

Dari sisi saham, Evan merekomendasikan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga masing-masing untuk jangka panjang pada level Rp14.750 per saham dan Rp1.575 per saham. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru