Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Fitch Ratings Turunkan Peringkat Utang Tunas Baru Lampung

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 12 Desember 2018 - 11:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Fitch Ratings telah menurunkan peringkat utang PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dari BB- menjadi B+, juga peringkat nasional jangka panjang menjadi A (idn) dari A+ (idn) dengan outlook stabil.

Fitch juga menurunkan peringkat senior unsecured notes senilai US$200 juta yang jatuh tempo pada 2023 dari BB- menjadi B+. Surat utang ini diterbitkan oleh TBLA International Pte. Ltd. dan dijamin oleh TBLA.

Peringkat senior unsecured notes TBLA dan surat utang jangka menengah TBLA juga telah diturunkan ke A (idn) dari A + (idn). 

Pada kuartal III 2018, rasio utang bersih disesuaikan dengan EBITDA naik menjadi 3,4 kali dari periode serupa tahun lalu sebesar 2,7 kali. Selain itu, free cash flow (FCF) juga dinilai negatif.

Fitch sebelumnya mengatakan akan mempertimbangkan tindakan penurunan peringkat jika TBLA belum bisa mengurangi leverage hingga di bawah 2,5 atau menghasilkan arus kas bebas yang netral hingga positif pada tahun ini. Hal tersebut menunjukkan profil keuangan yang lebih lemah serta kontrol atas operasi.

Penguatan rating TBLA dan arus kas pada pada kuartal III 2018 terhambat oleh aliran modal kerja yang besar dan pertumbuhan belanja modal yang berkelanjutan yang lebih tinggi dari ekspektasi Fitch.

Periode sembilan bulan pertama tahun ini, hari kerja bersih TBLA meningkat sekitar 75 hari dari level akhir 2017 didorong oleh peningkatan hari perputaran persediaan sekitar 45 hari. Sebagai hasil dari peningkatan tajam modal kerja, TBLA melaporkan arus kas operasi bersih sekitar Rp400 miliar pada kuartal III 2018.

Dalam keterangan tertulusnya, Rabu (12/12), Fitch menyatakan peringkat TBLA didukung oleh diversifikasi ke bisnis gula dan statusnya sebagai salah satu dari produsen di Indonesia dengan operasi terintegrasi yang menjangkau seluruh rantai bisnis gula.

Persediaan TBLA dipengaruhi oleh impor gula mentah, yang bergantung pada kapan pemerintah mengeluarkan kuota dan tren harga internasional. Dari 225.000 ton kuota impor yang diberikan kepada TBLA di semester I 2018, perusahaan mengimpor 25.000 ton di kuartal II 2018 dan secara signifikan naik tinggi menjadi 100.000 ton di kuartal III 2018.

Volume penjualan gula TBLA turun 20% yoy dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Realisasi harga penjualannya juga melemah 8% atau sejalan dengan penurunan harga internasional. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru