Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Toli-Toli Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Dua Poin Tuntutan Koperasi Terhadap PT Archipelago Timur Abadi

  • 12 Desember 2018 - 22:22 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kurun - Pengurus dan anggota koperasi yang menjalin kemitraan dengan perusahan perkebunan kelapa sawit PT Archipelago Timur Abadi (ATA), menggelar aksi demo damai dan pemortalan di jalan masuk kebun kemitraan antara koperasi dan perusahaan, Rabu (12/12/2018).

Aksi demo damai dan pemortalan dilakukan lantaran hasil kebun kemitraan belum dirasakan anggota koperasi. Padahal, kebun kemitraan dibangun sejak 2012 dan sudah panen dalam beberapa tahun terakhir.

Koordinator aksi demo damai Suprapto Sungan menyampaikan, pihaknya meminta kepada Pemkab Gunung Mas berperan aktif menyelesaikan masalah antara koperasi dan PT ATA. Sehingga masyarakat bisa menikmati hasil dari kebun kemitraan.

"Seyogyanya kebun sawit yang seperti ini masyarakat sudah menikmati hasilnya. Namun demikian, sampai hari ini belum ada tanda-tanda," terang dia.

Menurut dia, ada dua hal yang menjadi tuntutan pihak koperasi. Pertama mengubah sistem pembagian sisa hasil kebun (SHK) yakni dibagi dua setelah penjualan.

"Kalau itu memang bisa disetujui pihak perusahan," ucapnya.

Kalau tidak disetujui perusahan, lanjutnya, setelah biaya panen dan angkut baru dibagi dua. Yakni 30% untuk koperasi, dan 70% untuk perusahan termasuk biaya operasional dan lain-lain.

Kalau perusahan tidak bisa memenuhi permintaan itu. Maka opsi kedua, koperasi yang mengelola kebun.

Dengan cacatan sebelum penyerahan dari perusahan ke koperasi dilakukan audit oleh akuntan independen.

"Setelah dilakukan audit akuntan independen, berapa sisa utang pembangunan kebun, inilah yang menjadi tanggungjawab masyarakat untuk dibayar secara angsuran. Jadi, perusahan tidak dirugikan," terang dia.

Permasalahan antara koperasi dan PT ATA akan dirapatkan besok oleh Pemkab Gunung Mas, PT ATA dan pihak koperasi. Aksi demo damai di perkebunan PT ATA berjalan tertib dengan pengawalan polisi dan TNI. (EPRA SENTOSA/B-11)

Berita Terbaru