Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Wakatobi Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Mengenal Surfaktan Sawit, Peningkat Produksi Minyak Bumi

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 13 Desember 2018 - 11:42 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar mengembangkan surfaktan berbasis sawit yang dapat meningkatkan produksi minyak bumi tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR). 
   
"Indonesia negara pertama yang mengembangkan surfaktan dari sawit, sehingga sawit tidak lagi hanya untuk minyak goreng tapi menjadi surfaktan," kata Ketua Minyak dan Gas First Golden Energy, Hasan Hambali, dalam bincang siang Komunitas Migas Indonesia (KMI) di Bogor, medio pekan ini.
        
Hambali menyebutkan, selama ini sawit Indonesia dimusuhi sebagai penyebab penyakit dan sebagainya. Kampanye hitam ini menyebabkan harga sawit merosot tajam. 
   
Sawit tidak dapat tumbuh di Amerika, dan negara-negara Arab, Kanada maupun Eropa. Kebanyakan negara tersebut menggunakan minyak goreng dari sumber yang lain seperti minyak bunga matahari. 
   
Persaingan ini, kata Hambali, dapat diatasi jika Indonesia menjadikan sawit menjadi surfaktan yang dapat digunakan oleh negara-negara penghasil minyak untuk meningkatkan produksi minyak buminya tahap lanjut. 

   
"Kalau sawit ini diubah menjadi surfaktan, bisa digunakan di Arab, Aman, Qatar, Amerika dan Kanada untuk meningkatkan cadangan minyaknya, tentu mereka senang dan tidak memusuhi produksi surfaktan dari sawit," katanya. 
   
Menurut Hambali, penggunaan surfaktan ramah lingkungan dari sawit ini dapat menaikkan produksi minyak mencapai 20 persen. Bahkan dari hasil uji coba yang dilakukannya di salah satu kilang minyak milik Pertamina, terjadi kenaikan empat kali lipat. 
   
Ia mencatat, biasanya satu sumur tua menghasilkan 10 barel per hari, setelah diberikan surfaktan naik menjadi 40 barel per hari.
        
Nilai ekonomi yang didapat dengan peningkatan produksi ini, dengan hitungan sederhana, jika satu barel seharga 60 dollar AS, bila dikonversi harganya sekitar Rp1 jutaan. Maka dari 10 barel menjadi 30 barel untuk sumur ukuran kecil, bisa meraup Rp30 juta per hari per satu sumur. 
   
Ia menyebutkan Indonesia memiliki ratusan sumur minyak yang tersebar di mana-mana. Begitu pula dengan potensi sawit Indonesia yang tersebar dari pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. 

Berita Terbaru