BORNEONEWS, Sampit - Pembunuh sopir travel M Zaidi alias Didi alias Unyir dengan terdakwa Akhmad Fadli alias Ali (55) seusai mengeksekusi korban sempat mengakui telah memukul dan membuang korban.

"Kepada bos korban H Abu Syahrin usai kejadian itu terdakwa kata saksi sempat memberitahu memukul dan membuang korban," kata penasihat hukum terdakwa Agung Adisetiyono, Rabu (19/12/2018).

Begitu juga dengan pengakuan rekan korban yang lain, mereka mengetahui kalau Unyir dipukul dan dibuang terdakwa dari pengakuam terdakwa sendiri.

Meski pengakuan itu berbeda dari keterangan terdakwa yang hanya mendorong korban dan terjatuh ke sungai hingga Unyir ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa setelah korban jalan-jalan dengan anak terdakwa Fitriani yang tidak lain istri saksi Syarkawi.

Kejadian itu berawal saat Ali bertemu Fitriani dengan Unyir di lokasi kejadian dermaga kelotok Sungai Mentaya pasar PPM Sampit pada Senin (1/10/2018) tersebut karena mereka sudah menunggu di lokasi itu.

Fitriani cek cok dengan suaminya Syarkawi sementara Ali memarahi korban hingga korban ia dorong. Pada Rabu (3/10/2018) jasad Unyir ditemukan.

Namun anehnya saat itu ia tanpa busana. Bahkan dalam sidang itu tidak bisa terungkap apa penyebab korban ditemukan tampa busana mengingat tidak ada saksi yang melihatnya.

Dalam sidang itu juga terungkap kalau Fitriani sempat berbohong dengan suaminya Syarkawi. Ia izin keluar ingin ke tempat orang tuanya namun diam-diam ia bertemu korban. (NACO/B-6)